TGB Dukung Ganjar Pranowo Perkuat Pertahanan Nasional dari Kesejahteraan Prajurit

JAKARTA, iNews.id - Ketua Harian Nasional Partai Perindo Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi sepakat dengan pernyataan Capres Nomor Urut 3 Ganjar Pranowo soal penguatan sistem pertahanan nasional. Hal itu disampaikan TGB usai debat Pilpres 2024 yang digelar di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024).

Ganjar mengatakan, sistem pertahanan Indonesia harus dilakukan dari bawah, yakni dengan memperkuat personel militer dengan cara menyejahterakan mereka.

Baca Juga

Kapal Mata-mata Rusia Tembakkan Laser ke Pilot Jet Tempur Inggris

"Pengadaan alutsista kita tidak buttom up tapi top down dan itu yang tidak baik. Karena kemudian nanti yang datang itu alutsista yang tidak diperlukan, yang tidak dibutuhkan. Jadi musti ada penganggaran yang buttom up," kata TGB Zainul Majdi, yang menghadiri langsung acara debat di Istora Senayan.

Menurut dia, para pemangku kepentingan menyampaikan kebutuhan-kebutuhan untuk disediakan pemerintah pusat. Namun saat ini yang dilakukan adalah mempersiapkan apa yang belum dibutuhkan oleh sistem keamanan negara.

Baca Juga

Ganjar Bongkar Data Penurunan Indeks Pertahanan RI, Prabowo Salahkan Covid dan Sebut Menkeu

"Seluruh stakeholders itu menyampaikan apa yang mereka butuhkan dan kemudian menyediakan apa yang dibutuhkan. Itu satu hal yang menurut saya penting karena anggaran pertahanan kita belum ideal, sehingga anggaran yang ada itu harus dipastikan betul bisa termanfaatkan dengan baik," ujarnya.

Menurut TGB, banyak personel militer belum hidup dalam kesejahteraan yang memadai sehingga sistem pertahanan menjadi lemah. Oleh karena itu, program Ganjar akan meningkatkan kesejahteraan prajurit demi membangun Indonesia yang lebih kuat patut didukung.

Baca Juga

Susaningtyas Kertopati Puji Ganjar di Debat Capres: Kemandirian Produksi Alutsista Jadi Elemen Vital

"Hal kedua yang kita setujui adalah penegasan Mas Ganjar bahwa kesejahteraan orang-orang, putra terbaik bangsa yang ditugaskan menjaga pertahanan itu harus menjadi prioritas. Jadi kita enggak boleh berbicara tentang benda mati saja, seperti senjata, tapi kita juga berbicara tentang user yaitu para prajurit kita," tuturnya.

Editor: Anton Suhartono