TKN: Pertemuan Jokowi-Prabowo untuk Persatuan Bangsa
JAKARTA, iNews.id, - Rencana pertemuan Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto mulai menemui titik terang. Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf menyebutkan, jika tidak ada aral silaturahmi kedua tokoh yang bersaing di Pilpres 2019 ini akan dilakukan pada Juli ini.
Wakil Ketua TKN Abdul Kadir Karding tak menampik pernyataan Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi Andre Rosiade yang memberikan bocoran waktu pertemuan tersebut.
"Seperti yang disampaikan anggota Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra, Andre Rosiade, pertemuan Prabowo-Jokowi insyaallah digelar pada bulan Juli ini," kata Karding dalam akun Twitter-nya, dikutip Jumat (5/7/2019).
Karding mengatakan, itikad baik seorang pemimpin dengan menggelar pertemuan sebagai upaya rekonsiliasi setelah sempat bertarung sengit dalam kontestasi pilpres akan menjadi teladan bagi rakyat.
Tidak hanya itu, pertemuan keduanya tidak ada maksu lain selain untuk mewujudkan terciptanya persatuan dan kesatuan bangsa.
"Pertemuan ini semata- mata demi persatuan dan kesatuan bangsa. Kompetisi pemilu ini hanya berlangsung sementara, tapi persaudaraan berbangsa dan bernegara harus tetap terjaga," kata Ketua DPP PKB ini.
Andre Rosiade sebelumnya mengatakan, ada tiga tahapan yang akan dilalui Prabowo dan Partai Gerindra pasca-Pilpres 2019. Pertama, melakukan rapat kerja nasional untuk konsolidasi internal partai. Langkah kedua, Prabowo akan bertemu dengan seluruh kepada relawan dan pendukung untuk menyerap aspirasi dan juga berdiskusi mengenai langkah partai ke depan.
"Langkah ketiga adalah Pak Prabowo akan bertemu dengan Pak Jokowi Insyaallah bulan Juli ini," kata Andre Rosiade di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (3/7/2019).
Dengan dilakukannya pertemuan itu, kata Andre, kubu Prabowo-Sandi berharap seluruh polarisasi yang selama ini terjadi bisa mereda.
Andre menegaskan bahwa konsolidasi politik bukan berarti wujud politik transaksional. "Tidak bisa diartikan Prabowo dapat kursi menteri atau politik dagang sapi, tapi kita kembali bergandengan tangan merajut kebersamaan sebagai anak bangsa," kata dia.
Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin mengatakan, salah satu pekerjaan rumah yang paling mendesak bagi Jokowi pascapilpres yakni melakukan rekonsiliasi nasional.
Menurut dia, saat ini harus diakui bahwa elite politik dan rakyat bawah terbelah akibat perbedaan dukungan yang begitu tajam selama perhelatan pemilu.
"Tak ada kata lain yang harus dilakukan Jokowi sealin merangkul yang kalah untuk melakukan rekonsiliasi. Itu menjadi penting karena kita melihat rasa persatuan dan kesatuan itu mulai sedikit memudar. Nah, dengan rekonsiliasi itu, kita bisa bersatu kembali, ini yang diharapkan," tutur Ujang.
Editor: Zen Teguh