Tol Cipularang Makan Banyak Korban! KNKT Beberkan Fakta Mengerikan Desak Pemerintah Segera Lakukan Ini
- Kementerian Perhubungan (Ditjen Perhubungan Darat): Diminta mengevaluasi aturan dan desain jalur penghentian darurat untuk kendaraan berat. Aksesibilitas dan efektivitas fasilitas ini harus diperbaiki agar bisa digunakan saat darurat, terutama di jalur menurun.
- Kementerian PUPR (Ditjen Bina Marga): Diminta meninjau ulang desain drainase di ruas tol yang memiliki turunan panjang. Drainase buruk menyebabkan genangan air, pemicu utama kecelakaan fatal seperti yang terjadi November lalu.
"Dalam kecelakaan ini, genangan air di bahu dalam menyebabkan perbedaan koefisien gesekan antara roda kanan dan kiri truk trailer, yang berkontribusi terhadap fenomena jackknifing," kata KNKT.
- Regulasi Batas Genangan Air: KNKT juga menuntut regulasi khusus soal batas ketinggian air yang diperbolehkan di jalan tol, agar kendaraan berat tetap bisa melintas dengan aman meski hujan deras mengguyur.
- Rest Area KM 97B Harus Dibenahi: Kapasitas parkir untuk kendaraan berat sangat terbatas dan harus segera dievaluasi. Kekurangan ini berisiko memicu kepadatan yang berujung pada kecelakaan.
- BPJT (Badan Pengatur Jalan Tol): Diminta memperketat pengawasan lalu lintas, terutama di sekitar area pekerjaan jalan. Investigasi mengungkap bahwa rekonstruksi di KM 91+600 menyebabkan perlambatan dan antrean kendaraan, yang memperparah dampak kecelakaan.
- PT Jasa Marga (Persero) Tbk: Sebagai operator, diminta memperkuat sistem manajemen lalu lintas terutama di jalur rawan kecelakaan dan dalam kondisi hujan. Ini termasuk deteksi dini kemacetan dan penempatan petugas di titik krusial.