Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Pengamat: Putusan MK Pisah Pemilu Picu Kompleksitas Baru, Dinasti Politik Bisa Menguat
Advertisement . Scroll to see content

TPM Ganjar-Mahfud Sebut Sampling Survei CSIS Lemah, 50 Persen Responden Tak Nonton Debat Capres

Selasa, 02 Januari 2024 - 17:01:00 WIB
TPM Ganjar-Mahfud Sebut Sampling Survei CSIS Lemah, 50 Persen Responden Tak Nonton Debat Capres
Sekretaris Deputi YZ TPM Ganjar-Mahfud M. Fitrah Wardiman menanggapi survei CSIS. (Foto IG).
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Sekretaris Deputi YZ (Tim Pemenangan Muda) Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud M. Fitrah Wardiman menilai survei politik Centre for Strategic and International Studies (CSIS) lemah untuk dijadikan rujukan elektabilitas. Pasalnya, 50 persen responden yang dilibatkan tidak menonton debat capres. 

“Saya baca laporan mereka, dan di sana disebutkan proporsi responden yang tidak menonton debat dalam survei tersebut sebesar 50,2 persen. Angka yang sangat tinggi. Lalu apa yang menjadi faktor responden memilih kandidat tertentu?,” kata Fitrah kepada wartawan, Selasa (2/12/2024).

Responden yang tidak menonton debat, menurut Fitrah Wardiman, dapat secara signifikan mempengaruhi hasil survei karena mungkin saja mereka tidak memiliki informasi yang cukup untuk membuat keputusan.

“Bukan salah, tapi lemah untuk dijadikan rujukan elektabilitas karena lemahnya korelasi antara responden dan kandidat. Apalagi mengabaikan questionnare apakah responden mengetahui visi-misi para kandidat capres-cawapres,” kata lulusan University of Sussex bidang International Development.

Selain itu, dia juga mengatakan tanpa informasi visi-misi dan responden yang tidak menonton debat, tidak ada dasar untuk memahami faktor-faktor apa yang mempengaruhi responden untuk memilih kandidat tertentu. 

“Ini juga lantaran pemilihan sampel. Karena survei yang dilakukan dalam hitungan hari memang cenderung memilih responden yang mudah dijangkau,” terangnya.

Disamping itu, dia juga menyoroti tingginya tingkat non-respons dalam survei CSIS. Setiap riset, non-respons dapat mendistorsi hasil survei dan penggunaan multistage random sampling. 

"Ini ibarat sebuah keranjang yang dipenuhi beragam buah, lalu hanya dipilih buah apel,” katanya.

Lebih jauh, dia justru menginginkan agar masyarakat perlu lebih hati-hati dan kritis dalam melihat dan menyikapi survei politik. “Baca prosesnya, jangan cuma kesimpulannya. Dan yang terpenting selalu perhatikan margin of error. Jika angkanya diatas satu, ini berarti error-nya signifikan,” tutupnya.

Diketahui, CSIS merilis laporan elektabilitas pasangan Capres-Cawapres. Dalam survei tersebut, pasangan Prabowo-Gibran 43,7 persen, Anies-Muhaimin 26,1 persen, dan Ganjar-Mahfud 19,4 persen. Sementara itu, yang belum menentukan pilihan 6,4 persen dan tidak tahu 4,5 persen.

Editor: Faieq Hidayat

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut