Tujuh Bulan Berlalu, Begini Kondisi Mata Novel
JAKARTA, iNews.id - Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menceritakan kondisi terakhir mata kanannya setelah tujuh bulan kena siraman air keras oleh orang tidak dikenal pada 11 April 2017 lalu.
Melalui sambungan video teleconference dalam diskusi 'Jangan Lelah Lawan Korupsi' di Quenns Head, Kemang, Jakarta Selatan, Novel mengatakan bahwa mata kanannya kini sudah dapat melihat dengan baik. "Alhamdulillah, mata kanan saya bisa melihat dengan lumayan baik," kata Novel dari Singapura, Jumat malam (10/11/2017).
Dalam video itu, Novel nampak mengenakan kacamata dengan frame hitam dan peci putih. Dia mengaku kini sudah bisa membaca teks dengan dibantu hard lens dan kacamata.
Novel berharap, setelah operasi satu kali lagi kondisi mata kirinya dapat membaik. "Mata kiri sementara saya belum bisa melihat. Saya masih menunggu operasi satu kali lagi untuk pembuatan kornea artificial," ucap Novel.
Jika dihitung sejak April lalu, maka pada 11 November 2017 besok, Novel mengingat tepat tujuh bulan setelah diserang orang tidak dikenal dengan air keras di dekat rumahnya yang berdekatan dengan Masjid Jami Al Ihsan.
Ketika itu, Novel baru saja selesai menunaikan salat Subuh berjemaah di masjid dekat rumahnya sekitar pukul 05.10 WIB. Dia waktu itu sedang berjalan kaki ingin pulang ke rumah. Novel merupakan salah satu penyidik KPK yang menangani beberapa kasus besar yang sedang ditangani KPK.Salah satunya yakni kasus dugaan korupsi proyek pengadaan e-KTP.
Dalam pengusutan kasus penyiraman air keras terhadap Novel itu, Polri belum kunjung tuntas menyelesaikannya. Padahal polisi telah memeriksa puluhan saksi. Namun, tidak ada yang melihat langsung peristiwa tersebut sehingga menyulitkan penyidik Polri untuk mengungkap pelakunya.
Lawan Korupsi
Memaknai Hari Pahlawan, Novel menyebutkan bahwa pahlawan adalah setiap orang yang berjuang bukan karena ingin dirinya disebut pahlawan. Dia pun berpesan agar par pejuang korupsi tak pernah lelah dan takut.
"Sekarang ini tujuan yang dicapai para pahlawan itu dihadang oleh pelaku korupsi dan itu relevan dengan diskusi ini. Jadi ini adalah hal perjuangan untuk kita semua, jadi itu yang penting untuk digarisbawahi di hari pahlawan ini," kata dia.
Selain itu, Novel juga mengingatkan, bahwa banyak orang tidak menyukai KPK karena merupakan sebuah ancaman. Oleh karena itu, KPK harus dijaga dari segala bentuk.
"KPK para pejuang antikorupsi, kami semua orang yang berjuang, dan perjuangan ini tidak disukai oleh para pelaku kejahatan korupsi. Ke depan, KPK harus dijaga dari infiltrasi dan kepentingan, itu harus dijaga dengan benar. Karena yang masih menjadi andalan itu KPK," tutur dia.
Editor: Zen Teguh