Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : PWI Luncurkan 4 Penghargaan Bergengsi Sambut Hari Pers Nasional 2026, Ini Daftarnya
Advertisement . Scroll to see content

Uji Kompetensi Wartawan Dorong Kesetaraan Keterampilan Pers di Indonesia 

Selasa, 02 Agustus 2022 - 09:49:00 WIB
Uji Kompetensi Wartawan Dorong Kesetaraan Keterampilan Pers di Indonesia 
Dewan Pers bersama IJTI, AJI dan PWI menggelar Uji Kompetensi Wartawan di Gorontolo. (Foto Dewan Pers).
Advertisement . Scroll to see content


GORONTALO, iNews.id - Dewan Pers bersama Ikatan Jurnalis Televisi (IJTI), Aliansi Jurnalis Independen (AJI), dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) menggelar Uji Kompetensi Wartawan Provinsi Gorontalo di Kota Gorontalo, 2-3 Agustus. Uji Kompetensi Wartawan di Gorontalo diikuti 54 peserta.

Ketua Komisi Pengaduan dan Penegakan Etika Pers Dewan Pers Yadi Hendriana mengungkapkan dengan semakin banyaknya wartawan tersertifikasi, kompetensi jurnalis akan merata di seluruh Tanah Air, sehingga menghasilkan produk jurnalis yang lebih baik. 

“Dalam teori pers libertarian yang  menjamin  kebebasan berekspresi, konsep pers berada dalam posisi  free market place of ideas  dan dikontrol dengan self righting process of truth. Artinya, pers tidak lagi dilarang mengritik pemerintah, tetapi dilarang untuk menyebarkan berita bohong, informasi fitnah, menghasut dan merugikan seseorang, termasuk di sini berita asusila. Dalam konsep ini, pers menjadi instrumen penting  kontrol sosial dan sebagai alat yang mempertemukan,” kata Yadi saat membuka Uji Kompetensi Wartawan Provinsi Gorontalo di Kota Gorontalo, Selasa (2/8/2022). 

Namun, self righting process  of truth saja tidak cukup. “Dalam UU Pers No 40 tahun 1999 dan KEJ, konsep pers kita lebih kepada tanggung jawab sosial. Apa penyebabnya? Kebebasan yang kebablasan akan melahirkan penyimpangan. Konsep ini lebih mengedepankan persoalan etik dan tanggung jawab dalam kebebasan,” imbuh Yadi. 

Dia mengingatkan pers dilarang memberitakan hoax, berita cabul, bohong, dan merugikan masyarakat. Pers memiliki kode etik jurnalistik, diberi kebebasan tapi harus bertanggungjawab. 

“Tantangan pers saat ini adalah kemerdekaan pers. Ini sangat berhubungan dengan uji kompetensi wartawan. Freedom of press lahir krena kualitas pers yang baik, mari kita sama-sama membuat pers kita lebih baik lagi, sehingga semakin memanfaat bagi masyarakat,” imbuh Yadi. 

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut