Unsur Intrinsik dalam Cerita Pendek, Pelajari di Sini
JAKARTA, iNews.id – Unsur intrinsik merupakan salah satu unsur yang terkandung dalam prosa (cerita pendek dan novel). Kisah yang dituliskan dalam cerpen atau novel biasanya bisa membuat pembacanya hanyut dalam cerita yang dituliskan.
Ada dua jenis unsur yang digunakan untuk penulisan cerpen atau novel, yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik. Lalu, apa yang dimaksud dengan undur intrinsik dan berikan contohnya? Berikut penjelasannya.
Dikutip dari buku "Be Smart Bahasa Indonesia" terbitan Grafindo Media Pratama, unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur intrinsik merupakan unsur yang secara langsung membangun cerita.
Unsur intrinsik meliputi tema, latar (setting), sudut pandang (point of view), alur, penokohan, gaya bahasa, dan amanat.
Berikut penjelasan mengenai unsur intrinsik.
Tema adalah pokok permasalahan dalam sebuah cerita, makna cerita, gagasan sentral atau dasar cerita. Tema suatu cerita biasanya memiliki sifat yang tersirat (tersembunyi) dan dapat dipahami setelah membaca keseluruhan cerita.
Dalam cerita fiksi, tema yang digunakan umumnya diklasifikasi dalam lima jenis, yaitu.
-Tema Jasmaniah
Merupakan tema yang cenderung berkaitan dengan keadaan jasmani seorang manusia. Biasanya, tema percintaan termasuk dalam kategori tema ini.
-Tema Organik
Merupakan tema tentang ‘moral’ karena kelompok tema ini mencakup hal-hal yang berhubungan dengan moral manusia yang wujudnya tentang hubungan antar manusia, antara pria dan wanita.
-Tema Sosial
Meliputi hal-hal yang berada di luar masalah pribadi, misalnya masalah politik, pendidikan, dan propaganda.
-Tema Egoik
Merupakan tema yang menyangkut reaksi-reaksi pribadi yang pada umumnya menentang pengaruh sosial.
-Tema Ketuhanan
Merupakan tema yang berkaitan dengan kondisi dan situasi manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan.
Unsur intrinsik selanjutnya adalah latar atau setting. Latar adalah unsur yang berkaitan dengan tempat, waktu, dan suasana yang mendasari terjadinya peristiwa dalam cerita. Secara garis besar, latar terbagi menjadi tiga yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar suasana.
Sudut pandang adalah visi pengarang atau cara pengarang mengambil posisi dalam cerita. Sudut pandang yang umum digunakan oleh para pengarang dibagi menjadi empat jenis.
-Sudut Pandang First Person atau Akuan-Sertaan
Dalam sudut pandang first person, tokoh sentral cerita adalah pengarang yang secara langsung terlibat dalam cerita. Pada sudut pandang ini pengarang menggunakan tokoh “aku” atau “saya” (orang pertama).
-Sudut Pandang First Person Peripheral atau Akun-Taksertaan
Dalam sudut pandang ini, tokoh “aku” biasanya hanya menjadi pembantu atau pengantar tokoh lain yang lebih penting.
-Sudut Pandang Third Person-Omniscient atau Diaan-Maha Tahu
Dalam sudut pandang ini, pengarang berada di luar cerita dan biasanya hanya menjadi pengamat yang maha tahu, bahkan mampu berdialog langsung depan pembaca.
-Sudut Pandang Third-Person-Limited atau Diaan Terbatas
Dalam sudut pandang ini, pengarang mempergunakan orang ketiga sebagai pencerita yang terbatas hak berceritanya. Pengarang hanya menceritakan apa yang dialami oleh tokoh yang dijadikan tumpuan cerita.
Unsur intrinsik berikutnya adalah alur, yaitu jalinan peristiwa yang memiliki hubungan sebab-akibat. Sederhananya alur terdiri atas tiga tahapan yaitu perkenalan, tahap pertikaian (konflik), dan tahap penyelesaian (ending).
Dalam cerita yang ditulisnya, pengarang biasanya menggunakan alur maju (konvensional) atau alur mundur dengan teknik kilas (alur konvensional).
Tokoh dalam cerita yang dibuat oleh pengarang biasanya memiliki karakter atau watak yang khas. Dalam sebuah cerita, biasanya cerita berpusat pada tokoh utamanya.
Pengenalan watak tokoh biasanya dilakukan di awal cerita. Namun, pengenalan tokoh utama dapat dilakukan dengan du acara, yakni sebagai berikut.
-Cara Analitik
Penggambaran watak tokoh yang secara langsung dilakukan oleh pengarang.
-Cara Dramatik
Penggambaran watak tokoh yang tersirat dalam rangkaian cerita, misalnya melalui deskripsi fisik, keadaan sekitarnya, atau dialog antar tokoh.
Unsur intrinsik yang keenam adalah gaya bahasa. Gaya bahasa adalah teknik pengolahan bahasa oleh pengarang dalam upaya menghasilkan karya sastra yang hidup dan indah.
Pengolahan bahasa harus didukung oleh pemilihan kata (diksi) yang tepat. Gaya juga merupakan cara pengungkapan seseorang yang khas bagi seorang pengarang.
Unsur intrinsik yang terakhir adalah amanat. Amanat adalah pesan yang disampaikan dalam sebuah cerita. Pesan yang disisipkan dalam cerita biasanya bersifat implisit, sehingga pembaca akan memperoleh pesan jika membaca seluruh isi cerita.
Itu tadi unsur intrinsik yang biasa digunakan dalam sebuah cerita pendek atau novel. Dalam menulis cerita, seorang pengarang biasanya akan memperhatikan unsur-unsur intrinsik agar lebih menarik dan jelas. Semoga informasi di atas membantu ya!
Editor: Puti Aini Yasmin