Ustaz Yusuf Mansur Ajak Masyarakat Muslim Berdonasi Bangun Masjid Pertama WNI di London
Rencananya, lanjut dia rumah yang selama ini menjadi pusat kegiatan warga Indonesia di Wakemans Hill Avenue akan dijual dan dana dari penjualan dipakai untuk membeli properti lain yang lebih representatif.
Dia menjelaskan, berdasarkan perhitungan panitia, nilai jual properti ini senilai £500.000. Panitia juga memiliki dana sekitar £250.000 yang didapat dari sumbangan warga, baik yang ada di Inggris, negara-negara lain maupun di Indonesia.
“Dari posisi dana ini, setelah dihitung total anggaran belanja dikurangi dana IIC yang tersedia saat ini, maka dana yang diperlukan oleh panitia pembangunan masjid adalah antara £750.000 hingga £1,25 juta atau antara Rp14,2 miliar hingga Rp23,7 miliar,” ucapnya.
Dia bersama panitia optimistis rencana membangun masjid Indonesia pertama di London bisa diwujudkan, apalagi rencana ini didukung oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di London juga Diaspora Indonesia.
Nantinya, kata dia IIC di London akan memiliki masjid, ruang kelas, perpustakaan dan unit usaha. Masjid ini akan dipakai sebagai tempat salat lima waktu, salat Jumat, salat Idul Fitri dan salat Idul Adha.
Selain itu diharapkan, masjid ini dapat dipakai untuk menggelar kegiatan-kegiatan komunitas Indonesia seperti silaturahmi akbar, yang biasanya diselenggarakan dua kali dalam satu tahun. “Dalam rencana kami, masjid ini punya kapasitas sekitar 500 jemaah,” ucapnya.
Ruang kelas akan dimanfaatkan untuk pendidikan anak-anak dan remaja, terutama untuk belajar Al-Qur'an dan agama Islam. Menyediakan pendidikan agama menjadi tantangan tersendiri di Inggris. Kemudian, keberadaan ruang kelas diharapkan bisa menjadi semacam madrasah bagi anak-anak dan remaja Indonesia di London dan sekitarnya.
Dia menyampaikan, unit usaha seperti restoran halal, toko groseri, dan toko baju muslim juga diharapkan bisa menjadi bagian dari pemasukan rutin dana pengelolaan atau operasional masjid.
Editor: Kurnia Illahi