Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Daftar 23 Produk Kosmetik Dilarang Beredar BPOM, Mengandung Bahan Berbahaya
Advertisement . Scroll to see content

Vaksin Sinovac Jadi yang Pertama Didatangkan Indonesia, BPOM: Ditunjuk Menkes

Selasa, 22 Desember 2020 - 14:05:00 WIB
Vaksin Sinovac Jadi yang Pertama Didatangkan Indonesia, BPOM: Ditunjuk Menkes
Ilustrasi vaksin Covid-19. (Foto: Antara) 
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Vaksin covid-19 buatan Sinovac Biotech asal China menjadi yang pertama didatangkan Indonesia meski pemerintah menetapkan enam jenis vaksin yang akan digunakan di dalam negeri. Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Lucia Rizka Andalusia menyebut penunjukan vaksin Sinovac sebagai yang pertama didatangkan Indonesia merupakan keputusan Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto.

Sebelumnya penetapan enam jenis vaksin yang akan digunakan Indonesia tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 9860 Tahun 2020. Enam vaksin yang dimaksud yakni PT Bio Farma (Persero), AstraZeneca, China National Pharmaceutical Group Corporation (Sinopharm), Moderna, Pfizer Inc and BioNTech, dan Sinovac Biotech Ltd.

“Pertanyaannya kenapa hanya satu yang didatangkan duluan? Itu banyak sekali pertimbangan yang dilakukan oleh pemerintah. Yang menunjuk Sinovac Menteri Kesehatan, yang menunjuk apa yang akan digunakan juga Menteri Kesehatan. Badan POM diberi tugas manakala ada penunjukan vaksin tersebut untuk memberikan evaluasi terkait mutu, khasiat, dan keamanan vaksin tersebut,” ucap Lucia pada dialog Literasi Vaksin Covid-19 secara virtual, Selasa (22/12/2020.

Selanjutnya Lucia menjelaskan sejumlah pertimbangkan pemerintah Indonesia mendatangkan vaksin Sinovac untuk pertama kali. Pertimbangan yang pertama yakni kemungkinan untuk mendapatkannya. 

“Pertama kemungkinan kita mendapatkannya. Kita tahu itu vaksin-vaksin yang saat ini sudah ada, yang dari negara-negara barat baik yang dari Amerika atau dari Eropa, mereka sudah melakukan pembayaran di muka, manakala vaksin itu dikembangkan,” kata Lucia.

Dia menyebut ketika vaksin Pfizer yang dikembangkan oleh Amerika dan Eropa maka sudah pasti jatah vaksinnya hanya untuk diprioritaskan di negara yang membuat vaksin tersebut.

“Dan kita lihat kecepatan pembuatan vaksin tersebut juga tidak bisa cepat, juga tidak bisa memenuhi semua. Jadi itu menjadi salah satu faktor,” ujarnya.

Kedua, kata Lucia yaitu adanya kesempatan untuk melakukan transfer teknologi dari vaksin Sinovac. 

“Sehingga nantinya akan bisa diproduksi di Biofarma. Dan itu sudah menjadi salah satu pertimbangan,” ucapnya.

Lucia kemudian menyebut BPOM tak bisa menjelaskan secara detail pertimbangan memilih Sinovac. Dia menegaskan BPOM hanya bertugas memastikan khasiat dan mutu vaksin yang ditunjuk pemerintah.

“Jadi yang lainnya juga banyak pertimbangan-pertimbangan, Saya tidak bisa semuanya menjawab karena Badan POM dalam hal ini ditugaskan untuk mengevaluasi vaksin-vaksin yang ditunjuk oleh pemerintah apakah ini aman, berkhasiat dan bermutu untuk layak diberikan kepada masyarakat,” kata Lucia. 

Editor: Rizal Bomantama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut