Viral Jemaah Aolia Gunung Kidul Rayakan Lebaran Paling Awal, Ini Tanggapan PBNU
Dia mengimbau masyarakat di Gunung Kidul untuk mengambil tuntunan agama dari para ulama yang kredibel dan dapat mempertanggungjawabkan ajarannya berdasarkan syari’at Islam yang diterima secara luas.
“Agama itu tuntunan dan ajaran yang berlaku untuk masyarakat umum. Maka tidak bisa seseorang secara asal-asalan ngaku sudah komunikasi langsung dengan Gusti Allah. Pengakuan semacam itu tidak sah dan tidak boleh dijadikan dasar tuntunan agama,” ujarnya.
Gus Fahrur mengingatkan bahwa masyarakat tidak boleh mudah percaya pada individu yang mengaku memiliki hubungan khusus dengan Allah SWT tanpa menunjukkan ilmu dan kesesuaian dengan syari’at. Kemampuan menghadirkan hal-hal ajaib tidak lantas menunjukkan keistimewaan di hadapan Allah SWT.
“Masyarakat jangan terkecoh oleh keanehan atau kesaktian individu. Orang yang dapat menghadirkan hal-hal ajaib sekalipun itu tidak berarti dia memiliki keistimewaan dihadapan Gusti Allah SWT. Karena tukang sulap dan tukang sihir juga bisa melakukannya,” katanya.
Editor: Muhammad Fida Ul Haq