Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Pesan Megawati ke Para Perempuan: Jangan Merasa Rendah Diri
Advertisement . Scroll to see content

Visi Misi Ganjar-Mahfud MD Sejahterakan Perempuan dan Anak, Kenali 3 Diskriminasi Wanita di Dunia Kerja

Minggu, 22 Oktober 2023 - 09:51:00 WIB
Visi Misi Ganjar-Mahfud MD Sejahterakan Perempuan dan Anak, Kenali 3 Diskriminasi Wanita di Dunia Kerja
Capres Ganjar Pranowo dan Cawapres Mahfud MD. (Foto MPI).
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Di tengah perkembangan zaman dan semakin kompleksnya tantangan yang dihadapi dalam dunia kerja, penting untuk memperhatikan isu-isu kesetaraan gender. Pemberdayaan perempuan di dunia kerja adalah hal yang krusial untuk menciptakan masyarakat yang inklusif dan berkelanjutan. 

Tidak hanya dalam kerja, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD memiliki misi “Kartini Maju” yang bertujuan untuk memperkuat posisi perempuan dalam relasi kerja dan menambah cuti melahirkan bagi ibu dan ayah dengan upah dan tunjangan tetap 100%. Sebagai tambahan, juga memberikan jaminan kesetaraan kepada perempuan maupun laki-laki untuk menjalankan peran pengasuhan dalam keluarga.

Hingga saat ini, diskriminasi terhadap perempuan menjadi isu global yang terjadi di berbagai tingkat dan juga bidang. Bahkan masih ada adanya stereotype atau pandangan terhadap perempuan yang masih menggambarkan mereka sebagai individu yang tidak perlu ada kesempatan kerja. 

Dalam konteks Indonesia, tokoh-tokoh seperti Ganjar Pranowo dan Prof. Dr. Mahfud MD telah menunjukkan komitmen mereka dalam memperkuat posisi perempuan dalam relasi kerja. 

Calon presiden Ganjar Pranowo saat masih menjabat menjadi Gubernur Jawa Tengah, memiliki jejak dalam meningkatkan kesejahteraan perempuan di Jawa Tengah bareng Istrinya, Siti Atikoh, yang juga bagian dari organisasi Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) yang berpartisipasi dalam pembangunan indonesia lewat pemberdayaan perempuan.

Mahfud MD, yang merupakan sosok ahli hukum dan memiliki pengalaman yang panjang di dalamnya, juga pernah menyatakan bahwa masa depan suatu bangsa terletak pada kaum perempuan

"Pesan untuk Hari Ibu itu, bahwa masa depan suatu bangsa itu sebagian besarnya terletak pada kaum perempuan," ujar Mahfud usai menghadiri Haul ke-9 Gus Dur di Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabtu (22/12/2018).

Namun, untuk kita bisa mengikuti visi-misi Ganjar-Mahfud dalam mensejahterakan perempuan dan anak, kita harus mengetahui dulu diskriminasi yang terjadi kepada perempuan berdasarkan data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia. Simak 3 ketidakadilan yang terjadi!

1. Marjinaliasasi

Suatu proses marginalisasi akibat perbedaan gender yang mengakibatkan kemiskinan merupakan hasil dari berbagai metode yang dapat digunakan untuk mengekang seseorang atau kelompok. Salah satunya adalah melalui pemanfaatan stereotip gender. 

Sebagai contoh, asumsi bahwa perempuan hanya berperan sebagai penyumbang pendapatan tambahan dapat mengarah pada penilaian yang tidak adil ketika mereka terlibat dalam pekerjaan di luar rumah, terutama di sektor publik. Ketika hal ini terjadi, pada dasarnya terjadi proses penurunan taraf hidup karena alasan gender.

Sebagai ilustrasi:
a. Guru TK, perawat, pekerja konveksi, buruh pabrik, dan pembantu rumah tangga seringkali dinilai sebagai pekerja dengan status sosial yang rendah, sehingga berdampak negatif pada tingkat gaji atau upah yang mereka terima.

b. Banyak pekerja perempuan di pabrik berisiko di-PHK karena mereka tidak memiliki perlindungan formal dari perusahaan tempat mereka bekerja, dan ini dapat disebabkan oleh stereotip gender, seperti pandangan bahwa mereka hanya mencari penghasilan tambahan, atau karena mereka dianggap pekerja sambilan. Alasan lain bisa termasuk faktor reproduksi, seperti menstruasi, kehamilan, persalinan, dan menyusui.

c. Perubahan dari sistem pertanian tradisional ke sistem pertanian modern dengan penggunaan mesin traktor telah mengakibatkan marginalisasi pekerja perempuan.

2. Beban Ganda

Double burden, atau beban ganda, merujuk pada situasi di mana salah satu jenis kelamin memiliki tanggung jawab pekerjaan yang jauh lebih berat dibandingkan dengan jenis kelamin lainnya. Peran reproduksi perempuan sering kali dianggap sebagai peran yang bersifat statis dan abadi. 

Meskipun ada peningkatan jumlah perempuan yang terlibat dalam pekerjaan di sektor publik, tidak ada penurunan yang sebanding dalam beban kerja mereka di rumah. Usaha maksimal yang mereka lakukan seringkali melibatkan pengalihan sebagian dari pekerjaan rumah tangga kepada perempuan lain, seperti pembantu rumah tangga atau anggota keluarga perempuan lainnya. 

Namun, perempuan tetaplah yang memikul tanggung jawab utama, mengakibatkan mereka mengalami beban yang meningkat secara signifikan.

3. Stereotype

Semua bentuk ketidakadilan gender di atas pada dasarnya berasal dari akar penyebab yang sama, yaitu stereotip gender yang diterapkan pada laki-laki dan perempuan. Stereotip tersebut mengacu pada pemberian gambaran atau label tertentu kepada individu atau kelompok berdasarkan anggapan yang tidak benar atau biasa disebut sebagai prasangka. 
Penyandingan label ini seringkali terjadi dalam hubungan antar kelompok dan sering digunakan sebagai pembenaran untuk tindakan yang dilakukan oleh satu kelompok terhadap kelompok lainnya. Pelabelan ini juga mencerminkan ketidakseimbangan kekuasaan yang bertujuan untuk mendominasi atau mengendalikan pihak lain. 

Pelabelan negatif juga bisa terjadi berdasarkan jenis kelamin, dan sayangnya, sering kali perempuan yang menjadi sasaran pelabelan negatif.

Contoh-contoh pelabelan negatif antara lain:
1. Perempuan seringkali dipersepsikan sebagai cengeng dan mudah digoda.
2. Terdapat prasangka bahwa perempuan kurang rasional dan cenderung emosional.
3. Ada anggapan bahwa perempuan tidak mampu mengambil keputusan penting.
4. Peran perempuan sering dibatasi sebagai ibu rumah tangga dan penyumbang penghasilan tambahan, sementara laki-laki diharapkan menjadi pencari nafkah utama.

Dengan ini, kita mengetahui pentingnya mensejahterakan dari misi Ganjar Pranowo dan Mahfud MD untuk masa depan perkembangan Indonesia.

Editor: Faieq Hidayat

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut