Warisan Kwik Kian Gie: Berani Lawan Oligarki, Tegakkan Kedaulatan Ekonomi
Didik J Rachbini
Ekonom Senior Indef
Rektor Universitas Paramadina
KITA kehilangan tokoh dan ekonom hebat, yang peranannya besar untuk koreksi dan check and balances bagi kebijakan ekonomi.
Kwik Kian Gie sangat vokal dan berpengaruh sebagai ekonom intelektual tahun 1980-an. Pada tahun 1980-an masih sedikit kelompok terpelajar tapi Kwik sudah menyelesaikan pendidikannya di universitas ternama di dunia, yaitu Nederlandse Economische Hogeschool di Rotterdam (sekarang Erasmus University). Karena itu, pemikirannya dan terutama kritik tentang di media massa sangat didengar dan berpengaruh.
Pada tahun 1990-an semakin banyak golongan terpelajar dalam bidang ekonomi dan politik. Tetapi mereka semua berkumpul di pemerintahan Orde Baru. Tetapi tidak bagi Kwik Kian Gie. Dia tetap berada di luar menjalankan peran check and balances secara tidak formal untuk mengkritik kebijakan-kebijakan ekonomi.
Lalu muncul Kelompok Ekonomi 30, yang rajin memberikan pemikiran dan kritik di media massa, seperti Kwik Kian Gie sendiri, Sjahrir, Rizal Ramli, Dorodjatun, Hendra Esmara, Nuriman Hasibuan, Rijanto, Didik Rachbini dan banyak lagi (sebagian besar sudah wafat).
Sebelum reformasi pertengahan tahun 1990-an, sudah banyak ekonomi memberikan saran-saran dengan bukti akademik (evidence based) dan teoritis. Tetapi ekonomi Orde Baru sangat dominan dan saran-saran kebijakan relatif tidak mempan. Kebijakan ekonomi Orde Baru di bawah kelompok yang disebut Mafia Berkeley dipuji-puji sampai akhirnya tahun 1997 ambruk.