Wasekjen PBNU Dorong Perindo Jadi Parpol Pilihan Masyarakat Santri dan Pesantren
JAKARTA, iNews.id - Wakil Sekretaris Jenderal PBNU Imdadun Rahmat mendorong Partai Perindo untuk menjadi partai pilihan masyarakat santri dan pesantren. Untuk itu, parpol harus benar-benar mewakili suara mereka yang merupakan salah satu potret publik pemilih.
Hal ini disampaikan Imdadun saat sesi tanya jawab dalam Webinar Diskusi Publik Hari Santri Nasional Partai Perindo: "Peran Santri dan Pesantren dalam Pembangunan Ekonomi Nasional", Jumat (22/10/2021)
"Santri dan pesantren adalah salah satu potret publik pemilih kita. Jadi, harapannya sama, mereka akan mencari partai yang gue banget. Artinya, mewakili santri, mewakili pesantren," kata Imdadun.
Menurut Imdadun, untuk merebut suara masyarakat santri, partai politik harus mampu bersanding dengan masyarakat santri dan pesantren. Dengan begitu, partai politik tersebut akan dijadikan tolok ukur sebagai pilihan mereka.
"Oleh karena itu, Partai Perindo harus semakin mengkilap untuk menjadi partai pilihan masyarakat santri," ujarnya.
Menurutnya, rakyat dalam hal ini masyarakat santri dan pesantren tentunya menginginkan kepentingan mereka tersalurkan. Artinya, parpol harus mampu menyerap aspirasi dan kepentingan mereka.
Parpol pilihan tentunya yang mampu menyukseskan berbagai macam masalah rakyat sehingga masa depan semakin cerah. "Parpol juga harus mampu mewakili unek-unek yang mereka berikan dan menguntungkan mereka. Itu adalah bentuk kecintaan mereka kepada bangsa dan negara Indonesia," kata Imdadun.
Sementara itu, Ketua Bidang Keagamaan DPP Partai Perindo Abdul Khaliq Ahmad menjelaskan, untuk meraup suara masyarakat santri dan pesantren, Partai Perindo telah mempunyai strategi khusus.
Pada tahapan ini, visi misi Partai Perindo harus bersanding dengan kultur dan tradisi yang menjadi pegangan bagi ulama, kiai, santri maupun pesantren.
"Strategi yang dilakukan Partai Perindo tentunya menyampaikan visi misi yang sesuai dengan tradisi, kemampuan dan budaya yang hidup di dalam pesantren," ujarnya.
Editor: Maria Christina