JAKARTA, iNews.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem hingga 16 Agustus 2025. Peringatan ini dikeluarkan setelah terpantau peningkatan curah hujan signifikan di berbagai wilayah sejak awal Agustus.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto menyampaikan hujan dengan intensitas ekstrem telah melanda sejumlah provinsi.
Banjir Terjang Thailand Selatan, Jutaan Orang Mengungsi, 13 Tewas
"Tercatat, Bengkulu mengalami 160,8 mm/hari pada 1 Agustus 2025, Maluku 203,5 mm/hari pada 3 Agustus, Sumatra Barat 176,5 mm/hari pada 8 Agustus, dan Jawa Barat 254,7 mm/hari pada 9 Agustus," ujar Guswanto dalam keterangannya, Senin (11/8/2025).
Dia menjelaskan, hujan sangat lebat juga terjadi di Kalimantan Barat, Papua Tengah, Jakarta, Banten, Jambi, Kepulauan Riau, Papua Barat Daya, dan Sulawesi Tenggara. Menurutnya, kondisi ini selaras dengan prakiraan BMKG tentang meningkatnya curah hujan di awal bulan.
Titik Panas di Kalbar Meluas hingga Perbatasan Malaysia, Ini Langkah BMKG Atasi Karhutla
Guswanto mengatakan peningkatan curah hujan ini dipicu oleh kombinasi fenomena atmosfer seperti Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang atmosfer, pengaruh tidak langsung bibit siklon tropis 90S dan 96W, sirkulasi siklonik, serta pelambatan dan pertemuan angin di sekitar Indonesia.
Sementara itu Direktur Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani menambahkan Indeks Dipole Mode yang saat ini bernilai negatif juga berperan. Aliran massa udara mengalir dari Samudera Hindia menuju Indonesia.
Waspada! BMKG Ingatkan Ancaman Banjir Rob di Sejumlah Wilayah hingga 18 Agustus
"Gabungan faktor dinamika atmosfer tersebut mendorong pertumbuhan awan hujan masif yang berpotensi memicu hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang," tutur Andri.
BMKG Resmi Cabut Peringatan Dini Tsunami di Wilayah Indonesia
Andri menyampaikan berdasarkan analisis BMKG, potensi hujan sedang hingga lebat disertai kilat/petir dan angin kencang pada 11–13 Agustus 2025 dapat terjadi di sebagian besar wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
Sementara itu pada 14–16 Agustus 2025, intensitas hujan diperkirakan menurun, namun wilayah Bengkulu, Kalimantan Timur, dan Papua Pegunungan tetap berpotensi diguyur hujan lebat. Selain itu, angin kencang berpeluang terjadi di Aceh, Banten, Jawa Barat, Bali, Maluku, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, dan Papua Selatan, yang dapat memicu gelombang laut tinggi di sekitarnya.
Peningkatan signifikansi curah hujan tersebut dapat mengganggu aktivitas panen dan tanam pada sektor pertanian di sebagian wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sumatera Selatan. Petani diimbau untuk menghindari penanaman di lahan rendah yang rawan genangan dan memperkuat saluran irigasi dan drainase.
Di sisi lain, sebagian wilayah NTB dan NTT yang relatif lebih kering, cocok untuk pengeringan hasil panen.
Peningkatan curah hujan juga diprakirakan berdampak pada sejumlah aktivitas pariwisata, seperti destinasi pegunungan dan air terjun, sehingga pengunjung diharapkan waspada terhadap hujan lebat dan kabut tebal.
Sedangkan untuk masyarakat yang berwisata ke pantai selatan Jawa dan Bali perlu berhati-hati terhadap gelombang tinggi dan angin kencang yang bisa membahayakan wisatawan. Aktivitas laut seperti snorkeling dan surfing sebaiknya ditunda.
Bagi masyarakat yang bepergian pada jalur darat, waspada risiko jalan licin dan longsor, khususnya di wilayah pegunungan dengan curah hujan tinggi. Peningkatan tinggi gelombang juga berpotensi memberikan dampak di beberapa wilayah perairan, khususnya di Samudra Hindia Barat Sumatera, Perairan Selatan Jawa dan Bali, Perairan Selatan Lombok hingga Pulau Sumba, sehingga nelayan dan operator kapal diimbau memantau peringatan BMKG untuk meningkatkan kewaspadaan di laut.
Tidak hanya itu, turbulensi dan gangguan penerbangan akibat awan Cumulonimbus dan awan konvektif lain juga berpotensi terjadi di wilayah Sumatera, Banten, Jawa Barat, Selat Karimata, Laut Natuna, Kalimantan, Selat Makassar, dan Papua, sehingga maskapai perlu memperhatikan informasi SIGMET dan NOTAM.
Editor: Rizky Agustian
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku