Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Komdigi Kejar Target Prabowo 38 Kota Terkoneksi Internet 1 Gbps hingga 2029
Advertisement . Scroll to see content

Waspadai Kejahatan di Balik Bisnis Internet dalam Perspektif Perlindungan Konsumen (2)

Kamis, 23 Juli 2020 - 19:32:00 WIB
Waspadai Kejahatan di Balik Bisnis Internet dalam Perspektif Perlindungan Konsumen (2)
Wakil Kepala BSSN Komjen Pol Drs Dharma Pongrekun. (Foto: Istimewa).
Advertisement . Scroll to see content

Komjen Pol Drs Dharma Pongrekun, MM, MH.
Mantan Penyidik Bareskrim PoIri yang pernah menangani kasus pencurian pulsa di ruang siber pada 2011.


KETERGANTUNGAN orang untuk tetap berada di ruang siber semakin hari semakin tinggi. Hampir semua aktivitas orang-orang belakangan ini sangat tergantung kepada akses internet. Terlepas apakah mereka dari golongan ekonomi lemah atau kuat, atau dari daerah manapun, dari perkotaan sampai ke pedesaan tidak dapat lepas dari kebutuhan internet.

Semua proses belajar dan mengajar harus online. Mulai dari proses seleksi murid atau mahasiswa hingga ujian akhir. Mereka yang tidak punya cukup uang untuk membeli laptop, smartphone, berlangganan internet, dan membeli pulsa dapat tersingkir dari sistem pendidikan.

Di balik kebutuhan ini banyak masalah-masalah yang timbul. Sebagai contoh, di Benowo Surabaya, seorang siswi SD kabur dari rumah gegara menghabiskan pulsa ibunya untuk mengerjakan tugas daring dari sekolah. Lebih lanjut, tidak semua infrastruktur telekomunikasi dapat menjangkau setiap titik di Tanah Air dengan baik. Para operator bisa jadi hanya berfokus untuk daerah-daerah yang mempunyai kepadatan pengguna yang tinggi.

Seorang mahasiswi warga Dusun Nalan II, Desa Kenalan, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah terpaksa harus menempuh lokasi sejauh 1 kilometer dari rumahnya dan duduk di pinggir jalan dengan membawa laptop semenjak kampusnya, Universitas Muhammadiyah Magelang (UMM) memberlakukan kuliah online atau daring. Jadi, internet sudah menjadi kebutuhan primer yang membuat orang selalu berusaha jangan kehabisan pulsa atau kuota di smartphone mereka.

Pada pembahasan sebelumnya saya telah menjelaskan bagaimana sebuah bisnis internet menjadi bisnis yang terbesar saat ini. Kita harus mengerti lebih dalam bagaimana bisnis internet saat ini menjadi tambang angka-angka bagi penguasa internet untuk meraup keuntungan dari para konsumennya.

Apakah pernah terpikirkan oleh kita darimana pulsa itu dan apa bentuknya? Hal ini tentu tidak pernah terpikirkan di benak kita, kan. Kita hanya terus-menerus membeli pulsa itu dan asyik menggunakannya, tanpa tahu bagaimana cara perhitungan penggunaan pulsa tersebut. Tapi saat ini kita sudah masuk ke dalam sistem yang mereka buat, tanpa pulsa maka kita seperti urat nadi yang kehilangan denyutnya (pulse), karena tidak ada yang bisa kita lakukan untuk beraktivitas di dalam kehidupan saat ini yang semua berada di ruang siber.

Pemahaman pelanggan terhadap perhitungan pulsa sangat minim. Jumlah paket yang disediakan operator juga sangat banyak dan beragam, hal ini menambah kebingungan pelanggan dalam membanding-bandingkan paket-paket tersebut. Ditambah lagi dengan ketidak transparannya perhitungan pemakaian pulsa membuat pelanggan berada pada posisi yang lemah. Lebih lanjut, sebenarnya ada apa di balik pulsa itu?

Apa itu Pulsa?
Pulsa adalah satuan perhitungan biaya untuk dapat menggunakan layanan-layanan dari operator. Pulsa berbentuk saldo yang tersimpan di server milik operator yang kemudian dijual kepada konsumen. Pulsa fungsinya mirip seperti uang, sebagai alat pembayaran atas jasa yang diberikan oleh operator.

Operator bebas menciptakan pulsa sebanyak apa pun dan bebas menentukan tarif kepada pelanggan. Karena operator bebas menciptakan pulsa, maka untuk mendulang uang yang banyak dari pelanggan, operator membuat kondisi supaya pelanggan terus menerus membeli pulsa. Salah satunya dengan Value Added Service (VAS) seperti Ring Back Tone (RBT) dan SMS berbayar (SMS REG).

Layanan VAS tersebut rawan terjadinya pencurian pulsa. Pada modus pencurian ini, modus operandinya adalah operator menawarkan layanan tambahan dengan banyak bujuk rayu. Ketika pelanggan mengirim pesan REG untuk satu layanan premium, maka pelanggan akan dikirimi oleh operator yang nakal lebih dari satu layanan premium yang sebetulnya tidak pelanggan tersebut daftarkan. Akibatnya, pulsa pelanggan akan habis dengan cepat.

Memasuki era smartphone baru muncul internet, dalam hal penggunaan internetnya, kita memerlukan pulsa tersebut yang digunakan untuk membeli paket internet. Paket internet ini diukur dalam hal banyaknya paket data yang dikirimkan melalui internet (baik download maupun upload). Hal ini yang disebut kuota data internet.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut