Yenny Wahid: Warisan Gus Dur Kekuasaan untuk Layani Masyarakat Bukan Diri Sendiri
JAKARTA, iNews.id - Putri Kiai Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Yenny Wahid menyampaikan salah satu warisan penting dari Gus Dur. Warisan tersebut yaitu kekuasaan untuk melayani masyarakat bukan diri sendiri.
Hal itu disampaikannya dalam Haul ke-15 Gus Dur di Jalan Al Munawaroh, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan pada Sabtu (21/12/2024) malam.
"Salah satu warisan penting Gus Dur yang ingin saya sampaikan adalah keberaniannya menggunakan kekuasaan untuk melayani masyarakat, bukan untuk melayani dirinya sendiri," ujar Yenny Wahid dalam sambutannya di lokasi, Sabtu (21/12/2024).
Yenny Wahid yang mewakili keluarga besar Gus Dur mengawali sambutannya dengan sebuah tembang Jawa gubahan Sultan Agung Hanyokrokusumo. Tembang itu berkisah tentang kewajiban manusia untuk mencari hakikat kehidupan dan hidup yang hakiki abadi.
"Manusia punya kewajiban yang satu yaitu mengetahui hakikat ilmu. Hakikat ilmu itu terangkum dalam aksara dan asal mula aksara hanya satu yaitu alif. Alif inilah yang menjadi petunjuk yang memuat seluruh substansi kegaiban," tuturnya.
Dia mengungkap, tembang tersebut mengingatkan dalam kehidupan manusia, secerdas apapun manusia, sepintar apapun manusia, seberkuasa dan sekuat-kuatnya manusia, tetap hakikat kehidupan mencari jalan Ilahi. Itu ditujukan oleh alif yang menjadi petunjuk.
"Saya berdiri bukan hanya sebagai anak ke-2 Gus Dur, tapi juga sebagai saksi hidup yang melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana Gus Dur menjalani hidupnya dengan satu prinsip, yaitu menajamkan nurani dan membela yang lemah," katanya.
Dia menjelaskan banyak orang mengenang Gus Dur sebagai sosok yang tak bisa melihat secara fisik, tetapi nuraninya begitu tajam. Jauh lebih tajam daripada orang-orang yang memiliki penglihatan sempurna.
Yenny menambahkan nurani Gus Dur mampu melihat ketidakadilan, mendengar jeritan hati rakyat kecil di tengah kebisingan kekuasaan.
"Gus Dur memahami bahwa kekuasaan adalah amanah, bukan alat utuk memanipulasi ataupun merugikan rakyat. Kebijakan pemerintah atas rakyatnya harus didasarkan pada kemaslahatan yang ada di tengah masyarakat," katanya.
Editor: Faieq Hidayat