Zita Anjani Pilih Tidak Ikut Gerakan Brave Pink Hero Green, Alasannya Mengejutkan!
JAKARTA, iNews.id - Utusan Khusus Presiden Bidang Pariwisata Zita Anjani terang-terangan tidak ikut gerakan Brave Pink Hero Green. Sikap ini disampaikan melalui unggahan Instagram terbaru.
Zita Anjani mengungkapkan, dirinya memiliki perbedaan dalam menyikapi gerakan Brave Pink Hero Green. Jika banyak orang kini berlomba-lomba menunjukkan dukungan pada gerakan tersebut, Zita berlainan arah.
Menurut Zita, sikapnya untuk tidak ikut gerakan solidaritas rakyat tersebut karena perbedaan prinsip.
"Berbeda pilihan sikap adalah hal yang wajar dalam demokrasi," kata Zita dikutip Rabu (3/9/2025).
"Ada yang memilih turun ke jalan, ada juga yang memilih mengawal dari dalam. Yang terpenting, semua tetap berorientasi pada tujuan yang sama; Indonesia yang adil, manusiawi, dan berpihak pada rakyat," tambah Zita.
Di kesempatan itu, Zita pun meminta kepada seluruh masyarakat agar menjaga semangat persatuan untuk Indonesia yang lebih baik.
Lantas, apa alasan Zita Anjani tidak ikut gerakan Brave Pink Hero Green? Simak berita selengkapnya sampai selesai.
Zita berpendapat, teman-teman yang aksi dan bersuara adalah orang yang mencintai Indonesia. Tapi, dirinya juga percaya, teman-teman yang berjuang perbaikan di dalam, sama-sama mencintai Indonesia.
"Kita hanya berbeda cara dalam mencintai negeri," ungkapnya.
Putri dari Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan itu melanjutkan, "Mengkritik pemerintah itu perlu. Tapi, jika berubah jadi ujaran benci dan hoaks, kami malah saling menjauh dari solusi."
"Saya tidak ikut menyerukan 'turunkan presiden', karena saya percaya, perubahan bisa diperjuangkan tanpa membakar jembatan demokrasi," tambah Zita.
Zita menerangkan, dirinya memilih mengawal dari dalam. Meski begitu, kata Zita, menyerukan perubahan itu hak setiap warga, asal bukan dengan kebencian dan hoaks.
"Pink dan hijau bukan musuh, jangan saling menyalahkan sesama rakyat. Perbedaan cara adalah hal biasa, yang luar biasa adalah ketika kita tetap berdiri di sisi rakyat, meski lewat jalan yang tak selalu sama," kata Zita Anjani.
Sebagai informasi, gerakan ini bukan sekadar warna, tapi simbol keberanian dan solidaritas masyarakat Indonesia.
Brave Pink lahir dari keberanian seorang ibu bernama Ana. Dia sempat viral gegara berani berorasi di depan aparat sembari. Di momen itu, Ibu Ana mengenakan hijab berwarna pink.
Sementara, Hero Green adalah warna helm Affan Kurniawan, driver ojol yang dilindas mobil rantis Brimob pada Kamis, 28 Agustus 2025. Warna ini dimaknai sebagai simbol harapan dan perjuangan yang tumbuh dari kehilangan.
Kedua warna ini yang kemudian dipakai warga sebagai bentuk solidaritas warga jaga warga. Tidak heran banyak pengguna media sosial menggunakan dua warna tersebut untuk mengekspresikan diri di ruang digital.
Editor: Muhammad Sukardi