Zuhairi: Pernyataan Rocky Gerung soal Pro-Ateis Sangat Berbahaya
JAKARTA, iNews.id - Cendekiawan Muda Nahdlatul Ulama (NU) Zuhairi Misrawi merespons perdebatan ramai di media sosial terkait dengan pernyataan Rocky Gerung tentang 'ateis diizinkan oleh Pancasila'. Pernyataan itu dianggap kontroversial dan bisa menimbulkan kegusaran di masyarakat.
Menurut Zuhairi, pernyataan Rocky Gerung perihal ateis diizinkan oleh Pancasila bisa menimbulkan kontroversi karena seolah-olah menafikan sila pertama dalam Pancasila yang secara eksplisit menegaskan perihal Ketuhanan Yang Maha Esa.
"Bangsa ini sejak merdeka dan bahkan sebelum merdeka adalah bangsa yang mengimani agama-agama dan keyakinan yang sudah eksis selama berabad-abad," kata Zuhairi, Jumat (1/2/2019).
Zuhairi menuturkan, sila Ketuhanan sebenarnya hendak menegaskan pentingnya agama-agama dan keyakinan yang sudah eksis di negeri ini sejak dahulu kala. Sila itu mampu menjadi ruh bagi lahirnya konsep kebangsaan yang kokoh hingga saat ini.
Tidak hanya itu, agama-agama dan keyakinan dianggap mampu membangun kebudayaan yang mampu menjujung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
"Karena itu, Bung Karno dalam Pidato Pancasila 1 Juni 1945 menegaskan, ketuhanan yang tumbuh dalam sanubari bangsa ini merupakan ketuhanan yang berbudi pekerti, menyatu dengan sila lainnya dan menjadi satu kesatuan, suatu ketuhanan yang berkebudayaan, yang menumbuhkan sikap saling menghargai dan saling menghormati di antara umat beragama, tidak ada egoisme dan fanatisme," kata dia.
Menurut Ketua Baitul Muslimin Indonesia Bidang Hubungan Antar-Agama ini, pernyataan Rocky yang secara eksplisit seolah-olah hendak menafikan sila pertama dalam Pancasila dapat dianggap sebagai pengingkaran terhadap jati diri bangsa.
Jati diri bangsa, kata dia, sejatinya menganut agama-agama dan keyakinan yang sudah eksis selama berabad-abad itu.
"Saudara Rocky Gerung tidak paham bahwa keseluruhan sila dalam Pancasila itu satu kesatuan, satu jiwa, dan tidak berdiri sendiri. Pernyataan Pancasila menerima ateis sangat melukai umat Islam dan cenderung membenturkan Islam dan Pancasila," kata Zuhairi.
Ironisnya, lanjut dia, Rocky yang mempunyai pandangan kontroversial perihal ateisme tersebut justru diberi panggung untuk berbicara di pesantren dan masjid oleh kubu Prabowo Subianto yang mengklaim didukung oleh Ijtima Ulama.
Rocky juga mendapatkan tempat yang sangat terhormat berbicara bersama capres Prabowo di depan para akademisi beberapa hari lalu.
"Hal ini menimbulkan petanyaan publik perihal komitmen capres 02 terhadap Pancasila karena memberikan ruang yang sangat leluasa bagi Rocky Gerung berbicara di depan para pendukungnya," ujarnya.
Bagi Zuhairi, kondisi demikian merupakan ironi. Hal ini menandakan bahwa Prabowo-Sandi hanya memanfaatkan isu agama dan keislaman sebagai jargon kampanye semata.
"Enggak-enggak, apa yang disampaikan bahwa ulama dan umat Islam itu hanya dijadikan pendorong mobil mogok, itu benar dalam konteks kubu Prabowo. Ketika mobilnya hidup dan jalan, yang mendorong lalu ditinggal," ucapnya.
Sebelumnya dalam sebuah video yang viral di media sosial, Rocky Gerung menyebut ateisme diizinkan oleh Pancasila. Viralnya video itu berbarengan dengan dirinya diperkarakan ke jalur hukum berkaitan ucapannya bahwa kitab suci adalah fiksi.
Editor: Zen Teguh