Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Bahlil Ungkap Kajian Proyek Ekosistem Kendaraan Listrik Rampung Akhir Tahun Ini
Advertisement . Scroll to see content

Era Transportasi Otomatis, SDM Indonesia Harus Siap Hadapi Revolusi Industri 4.0

Kamis, 14 November 2019 - 16:27:00 WIB
Era Transportasi Otomatis, SDM Indonesia Harus Siap Hadapi Revolusi Industri 4.0
Memasuki era transportasi otomatis, sumber daya manusia (SDM) harus siap menghadapi Revolusi Industri 4.0. (Foto: Truckers Report)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Memasuki era transportasi otomatis, sumber daya manusia (SDM) harus siap menghadapi Revolusi Industri 4.0. Di sektor transportasi, kendaraan saat ini sudah bergeser dari mesin konvensional menuju elektrifikasi yang terintegrasi dengan teknologi otomotif otonom melalui kecerdasan buatan (AI).

Banyak pihak meyakini rekayasa inteligen, mesin belajar, transportasi otomatis, dan robotik pintar akan mendominasi proses produksi pada 2020.

Sekretaris Jenderal PP KAGAMA, AAGN Ari Dwipayana mengatakan, pihaknya ingin menghimpun gagasan tentang bagaimana peta jalan pembangunan SDM Indonesia dalam menghadapi tantangan zaman, yang ditandai kemajuan teknologi.

"Salah satu tantangan yang dihadapi pemerintah dan bangsa Indonesia dewasa ini adalah bagaimana mempersiapkan sumber daya manusia mampu menggerakkan dan memanfaatkan teknologi revolusi industri 4.0 dalam mendorong pembangunan ekonomi, daya saing dan kesejahteraan sosial," ujarnya dalam keterangan pers kepada iNews.id, Kamis (14/11/2019).

Bercermin pada data dari World Economic Forum dan peringkat Indonesia di Global Innovation Indeks (GII) 2019, Ari mengatakan posisi Indonesia tertinggal jauh. Diperlukan usaha-usaha luar biasa untuk memacu tingkat inovasi nasional, baik pada input maupun output.

"Penting dan urgen untuk menaruh perhatian pada sektor pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, dan kewirausahaan, selain pembenahan-pembenahan struktural pada ekosistem politik, riset dan reproduksi pengetahuan, ekonomi, penegakan hukum, dan keuangan," kata Ari.

Ari mengutip dari hasil survei LinkedIn, minat perusahaan terhadap tenaga kerja yang memiliki keahlian big data dan coding cukup tinggi dan cepat perkembangannya. Sayang, suplai tenaga kerja dengan kriteria tersebut masih minim.

Ketidaksiapan tenaga kerja lokal dengan kebutuhan industri, dinilai mengkhawatirkan karena dapat berdampak pada daya saing industri Indonesia dengan negara lain.

Merujuk pada laporan World Economic Forum (WEF) 2016, dunia industri sedang beralih menggunakan rekayasa inteligen, mesin belajar, transportasi otomatis, dan robotik pintar yang akan mendominasi proses produksi pada 2020.

"Beberapa industri menjadikan teknologi cloud dan mobile internet sebagai fokus model bisnis mereka di masa depan. Disusul teknologi pemrosesan data dan penggunaan big data ke dalam proses produksi," ujar Ari.

Di samping itu, lanjut dia, menumbuhkan komunitas enterpreneurship yang produktif dan ekosistem yang dinamis juga tidak mudah. Mengingat kebutuhan terhadap dedikasi yang tinggi dari sumber daya sebagai fasilitasi dan pendampingan. Dua hal itu dibutuhkan demi mengakselerasi pengembangan entrepreneur dan melipatgandakan dampaknya lewat edukasi, pasar, dan modal.

Sebetulnya pemerintah sudah merealisasikan beberapa program, terutama dalam pendanaan, mentoring, pembinaan, dan fasilitasi, demi menciptakan iklim usaha yang baik. Namun, dalam implementasinya masih ditemui kendala.

"Masih diperlukan konvergensi rencana, kebijakan dan aksi antar pihak untuk menciptakan ekosistem kewirausahaan, termasuk kewirausahaan sosial, di Indonesia," kata Ari.

Beberapa faktor penentu revolusi industri 4.0, khususnya pada pengembangan SDM ini menghadapi tantangan pelik. Sektor pendidikan, kesehatan, dan kewirausahaan yang menjadi penggerak kemajuan bangsa di bidang industri, jasa, dan perdagangan, menghadapi tantangan yang tidak sederhana.

"Padahal keempat sektor tersebut akan menentukan dinamika sektor-sektor tradisonal, seperti pertanian, perikanan, peternakan, dan kerajinan. Tantangan yang dihadapi adalah nyata dan tidak ringan,"tegas Ari.

Untuk itu, demi mempertajam pembahasan isu tersebut KAGAMA menyelenggarakan seminar nasional menyambut Munas XIII KAGAMA di Hotel Grand Inna Bali Beach, Sanur Bali, pada 14-15 November 2019.

Editor: Dani M Dahwilani

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut