LFP atau Lithium Ion? Motor Listrik Dinilai Lebih Cocok Pakai Baterai Nikel
JAKARTA, iNews.id – Bahan baku baterai nikel lithium-ion (Nikel Mangan Kobalt/NMC) dan Lithium Iron Phosphate (LFP) masih menjadi perbincangan hangat usai dibahas dalam debat cawapres. Material nikel yang banyak ditemukan di Indonesia menjadi potensi besar dalam perkembangan kendaraan listrik.
Namun, harga jual nikel terus mengalami kenaikan sehingga produsen kendaraan listrik mencari cara lain untuk menekan ongkos produksi. Sebab itu, diciptakan baterai Lithium Iron Phosphate (LFP) yang sudah tak menggunakan bahan baku nikel.
Sejumlah produsen mobil listrik asal China sudah mulai menggunakan baterai LFP pada produk mereka. Baterai tersebut memiliki keunggulan lebih kuat, tak mudah terbakar, dan memiliki daya lebih besar dengan ukuran lebih kecil.
Namun, Sekertaris Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli) Abdullah Alwi mengungkapkan baterai tersebut belum cocok untuk roda dua. Menurutnya, baterai jenis lithium-ion (Li-ion) berbahan baku nikel lebih tepat digunakan motor listrik.
“Sejatinya paling cocok untuk sepeda motor listrik karena density charge lebih tinggi serta secara umum cukup besar. Kalau pakai lithium dapat tahan 4-5 tahun,” kata Abdul di Jakarta Pusat, Kamis (25/1/2024).
Menurut Abdul, kepadatan baterai lithium-ion lebih tinggi sehingga tahan lama jika dibandingkan dengan jenis Lead Acid. Terlebih, cadangan nikel di Indonesia sangat melimpah yang dapat dimanfaatkan produsen motor listrik lokal.
Abdul memandang produsen otomotif di Tanah Air mampu menghasilkan produk berkualitas menggunakan jenis baterai lithium-ion. Namun, harga motor listrik akan cenderung lebih mahal.