Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Libur Nataru 2025, PLN Siapkan Mobile Charging untuk Kendaraan Listrik
Advertisement . Scroll to see content

Peneliti Temukan Partikel Udara Berbahaya di SPKLU, Bisa Ganggu Saluran Pernapasan

Kamis, 21 Agustus 2025 - 12:12:00 WIB
Peneliti Temukan Partikel Udara Berbahaya di SPKLU, Bisa Ganggu Saluran Pernapasan
Peneliti dari Fakultas Kesehatan Masyarakat UCLA Fielding menemukan partikel udara berbahaya yang dikenal sebagai PM2.5 di SPKLU. (Foto: Ilustrasi AI)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Kendaraan bermotor menjadi salah satu penyumbang polusi udara terbesar. Kendaraan listrik hadir sebagai solusi meningkatkan kualitas udara lebih bersih. 

Tapi, ada bahaya yang ditimbulkan dari Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Disebutkan SPKLU dapat mengganggu pernapasan.

Dilansir Carscoops, Kamis (21/8/2025), kabar mengejutkan ini ditemukan para peneliti dari Fakultas Kesehatan Masyarakat UCLA Fielding. Mereka meneliti  50 stasiun pengisian cepat DC.

Mereka tertarik pada partikel udara berbahaya yang dikenal sebagai PM2.5, yang ukurannya sekitar 30 kali lebih kecil dari rambut manusia. Partikel ini sangat berbahaya karena bisa masuk jauh ke dalam paru-paru bahkan aliran darah.

Sebuah studi menemukan di Los Angeles, kadar normal PM2.5 di udara perkotaan adalah 7-8 mikrogram per meter kubik. Namun, di sekitar SPKLU angka ini melonjak rata-rata menjadi 15 dan bahkan bisa mencapai puncaknya hingga 200.

Para peneliti mencatat kadar tertinggi ditemukan di unit SPKLU, tetapi konsentrasinya turun cukup banyak hanya berjarak beberapa meter. Artinya, SPKLU justru memunculkan tingkat polusi partikel halus yang lebih tinggi daripada sumber polusi tradisional.

Menurut salah satu peneliti Dr Michael Jerrett, partikel tersebut kemungkinan besar berasal dari debu yang tersuspensi akibat kipas pendingin dalam unit SPKLU. Proses konversi listrik dan sistem ventilasi tersebut mengaduk partikel halus ke udara sekitar.

"Partikel-partikel ini sangat kecil, mereka bisa menyelinap ke dalam paru-paru dan bahkan masuk ke aliran darah, berpotensi menyebabkan masalah serius, seperti pada jantung atau saluran pernapasan," kata Dr Michael Jerrett.

Kendati begitu, ada juga pakar yang menyatakan kendaraan listrik tetap lebih baik ketimbang kendaraan berbahan bakar fosil. Solusi yang bisa dilakukan adalah dengan menambah filter udara di dalam kabinet SPKLU.

Untuk sementara, para ahli menyarankan pengguna mobil listrik tetap berada di dalam mobil dengan menyalakan AC saat mengisi daya. Alternatif lain, pemilik bisa menjauh sejenak dari SPKLU agar terhindar dari paparan udara kotor.

Editor: Dani M Dahwilani

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut