Perbedaan Sistem Keselamatan Aktif dan Pasif pada Mobil, Jaga Keamanan Pengendara
JAKARTA, iNews.id - Aspek keselamatan mobil saat ini sudah terintegrasi. Secara umum fitur keselamatan dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu sistem keselamatan aktif (active safety) dan keselamatan pasif (passive safety).
Apa perbedaannya? Secara garis besar fitur keselamatan aktif mengacu pada kemampuan mencegah tabrakan. Sementara fitur keselamatan pasif bertugas melindungi penumpang apabila terjadi kecelakaan.
Kedua fitur tersebut sudah disematkan pada mobil-mobil modern, termasuk kendaraan keluarga MPV. Contoh fitur keselamatan pasif adalah kerangka mobil atau struktur body menggunakan Reinforced Impact Safety Evolution (RISE).
Teknologi ini salah satunya disematkan pada Xpander Cross. RISE bertugas meredam benturan ketika terjadi kecelakaan sehingga risiko pengendara cedera dapat diminimalkan.
Fitur keselamatan pasif lainnya, ada Supplemental Restraint System (SRS) Airbag, sabuk keselamatan dengan Pretension dan Force Limiter, serta Isofix atau pengait pada kursi baris kedua untuk mengunci bangku anak-anak.
Adapun sistem keselamatan pasif untuk pengguna jalan lain adalah Pedestrian Protection. Fitur ini dirancang untuk meredam benturan bila ada pejalan kaki tertabrak sehingga tidak mengalami cedera parah.
“Keamanan saat berkendara merupakan hal utama, tidak cukup menawarkan kenyamanan, desain yang bagus, dan mesin andal. Tetapi fitur keamanan yang sangat penting untuk mobil keluarga," ujar Head of Technical Service and CS Support Department PT MMKSI, Boediarto dalam keterangannya dilansir Sabtu (29/10/2022).
Adapun fitur keselamatan aktif bekerja sebelum atau mencegah terjadinya kecelakaan. Fitur keselamatan ini bekerja secara kompurterisasi, sebelum mobil hilang kendali atau menabrak.
Dia menuturkan fitur keselamatan aktif lainnya, antara lain Active Stability Control (ASC), Antilock Braking System (ABS), Brake Assist (BA), Electronic Brake force Distribution (EBD) dan Hill Start Assist (HSA).
"Fitur ASC berfungsi memastikan kestabilan mobil saat bermanuver di jalan licin. Jadi risiko mobil terpelanting dapat diminimalkan dengan mengkombinasikan putaran mesin, serta pengereman secara otomatis dan halus pada beberapa roda yang mengalami slip," kata General Manager of Sales and Marketing Division MMKSI, Amiruddin.