Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Ada 3 Jenis Pelumas Full Synthetic, Semi Synthetic dan Mineral, Intip Perbedaannya
Advertisement . Scroll to see content

Rugikan Konsumen dan Produsen Otomotif, Asosiasi Pelumas Perangi Oli Palsu

Kamis, 24 Agustus 2023 - 14:10:00 WIB
Rugikan Konsumen dan Produsen Otomotif, Asosiasi Pelumas Perangi Oli Palsu
Asosiasi Pelumas Indonesia (Aspelindo) mengungkapkan peredaran pelumas alias oli palsu sangat meresahkan karena menyebabkan kerugian besar bagi masyarakat. (Foto: iNews.id)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Peredaran pelumas palsu sangat meresahkan karena menyebabkan kerugian besar bagi masyarakat. Tidak hanya konsumen sebagai pengguna, bengkel dan produsen pelumas otomotif juga sangat dirugikan.

Seperti diketahui, pelumas alias oli berperan penting mengurangi gesekan dan melindungi mesin kendaraan dari kausan. Jika pelumas palsu terus digunakan dalam jangka panjang dapat menimbulkan kerusakan pada komponen mesin. 

“Tindakan pemalsuan ini memang masih marak dan harus segera diberantas. Selain konsumen yang dirugikan, kami selaku pemilik merek dagang juga sangat dirugikan,” ujar Ketua Umum  Asosiasi Pelumas Indonesia (Aspelindo) Sigit Pranowo dalam Talkshow Upaya Memerangi Bersama Pelumas Palsu di Jakarta, Kamis (24/8/2023).

Dia mengungkapkan tindakan pemalsuan ini selain merugikan penjualan juga mengakibatkan kepercayaan masyarakat terhadap pelumas asli berkurang. Sebab itu, diperlukan kerja sama dari berbagai pihak yaitu pemerintah, penegak hukum, pelaku industri otomotif, bengkel dan konsumen, dalam memerangi pelumas palsu.

Ketua Umum Masyarakat Pelumas Indonesia (Maspi) Dr Tri Yuwidjajanto Zaenuri menilai konsumen di Indonesia sangat rentan menjadi korban oli palsu. Sebab, jika dilihat dari kemasan para pelaku pemalsuan semakin canggih membuat produk mirip dengan merek aslinya.  

"Masyarakat sulit membedakan mana oli asli dan palsu karena mirip. Ada barcode, segel juga ada, jujur masyarakat sulit membedakan," katanya.

Dia mengungkapkan, untuk membedakan oli pelsu atau bukan bisa dilihat dari harga yang ditawarkan, jika lebih murah dibandingkan harga resminya patut curiga.

"Konsumen tidak bisa membuka botol untuk memeriksanya. Karena membuka botol berarti membeli. Jika kemasan mirip jangan tergiur dengan harga yang murah. Ini tidak sebanding bila mesin mengalami kerusakan. Biaya perbaikannya jauh lebih mahal," ujar Tri.

Sementara itu, Ketua Umum Persatuan Bengkel Otomotif UMKM Indonesia (PBOIN), Hermas Efendi Prabowo mengatakan, pihaknya sering kedatangan sales pelumas. Mereka datang menawarkan berbagai merek dan silih berganti.

"Kita tidak mengerti mereka bawa oli benar atau bukan. Namun, kami sebagai orang bengkel tahu saat dibuka dan melihat kualitas oli tersebut," katanya.

Dia menyebutkan untuk mengatasi kasus tersebut diperlukan kerja sama. Jika dibiarkan dapat merugikan banyak pihak, termasuk bengkel. 

"Bila menggunakan oli palsu dalam jangka panjang, konsumen tidak akan percaya pada kita. Di sini bengkel dapat membantu memberikan informasi oli palsu. Saat ini, jumlah bengkel di Indonesia ada sekitar 400 ribu dan mempekerjakan lebih dari 2 juta orang," ujar Hermas.

Kasubdit 1 Kombes P1 Bareskrim Polri, Indra Lutrinto Amstono mengatakan, dalam penanganan kasus pelumas palsu pihaknya bertindak berdasarkan laporan atau pengaduan pihak yang dirugikan. Terbaru, polisi berhasil membongkar tempat produksi oli palsu di kawasan Gresik dan Sidoarjo, Jawa Timur.

"Mereka memiliki jaringan besar. Bahkan, mereka memiliki sembilan gudang sebagai tempat produksi. Tersangka yang kami amankan ada lima orang dan akan kami kembangkan hingga ke distributor-distributor di bawahnya," kata Indra.

Editor: Dani M Dahwilani

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut