4 Penyakit Mobil Tua di Atas 5 Tahun bila Tak Dipakai Lama, Ini yang Harus Diperhatikan
JAKARTA, iNews.id - Jakarta dan lima wilayah di sekitarnya telah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk memutus mata rantai virus corona (Covid-19). Sejumlah aktivitas dibatasi dan tempat kerja memberlakukan work from home (WFH).
Akibatnya, beberapa pemilik kendaraan terpaksa harus mengandangkan sementara mobilnya di garasi. Bagaimana agar kendaraan tetap prima terutama mobil tua di atas lima tahun?
1. Rem Lengket
Jika mobil disimpan lama dengan posisi hand brake dapat menyebabkan rem lengket. Untuk itu, lepas rem tangan saat akan diparkir lama. Jika mobil takut menggelinding siapkan pengganjal roda. Melepas rem tangan penting untuk memastikan brake shoe, brake pad, dan brake disc tidak lengket dan macet.
2. Ban Benjol
Perhatikan ban mobil yang diparkir lama. Sebaiknya mobil dimajumundurkan secara berkala untuk menghindari ban benjol. Hal tersebut terjadi akibat beban kendaraan tidak merata tertumpu pada satu titik.
Tambahkan tekanan angin ban hingga 3,5 bar. Ini berguna untuk menghindari kerusakan akibat tekanan tidak merata.
3. Aki Soak
Penyakit mobil tua akibat lama tidak dihidupkan adalah baterai atau aki mobil soak. Akibatnya mobil sulit dihidupkan saat akan dipakai. Ini karena sistem kelistrikan tetap hidup walau mobil dalam keadaan mati.
Agar listrik pada aki mengisi kembali, sebaiknya hidupkan mobil setiap pagi atau minimal dua hari sekali. Panaskan mesin mobil di ruang terbuka selama beberapa menit, dengan sesekali menginjak pedal gas hingga putaran mesin 2000 RPM. Ini berguna untuk sirkulasi oli.
4. Cat Kusam dan Retak
Mobil tua yang terparkir lama biasanya kusam dan retak. Ini karena sang pemilik malas merawatnya. Sebaiknya parkir mobil di tempat teduh. Jika terpaksa parkir di ruang terbuka pakai penutup.
Untuk pemeliharaan cuci atau lap permukaan kendaraan termasuk pembersihan interior secara berkala. Bersihkan karet seal bagasi dan pintu serta aplikasikan produk perawatan dengan bahan yang direkomendasikan.
Editor: Dani M Dahwilani