7 Penyebab Tabrakan Beruntun, Banyak Pengendara Tak Perhatikan Lampu Sein dan Rem Mati
JAKARTA, iNews.id – Kecelakaan beruntun terjadi di ruas Tol Pejagan-Pemalang, Brebes Jaea Tangah, Minggu (18/9/2022). Kondisi ini melibatkan 13 kendaraan.
Insiden ini dapat dihindari jika pengendara waspada dan menjaga jarak aman. Pengendara mobil harus berada dalam konsentrasi penuh dan memeriksa kondisi kendaraan saat akan berkendara apakah lampu sein dan rem mati atau tidak.
"Meski teknologi pada mobil sudah meningkat pesat, tapi peran manusia masih sangat besar dalam mengendalikan mobil. Kurangnya konsentrasi sering mengakibatkan kecelakaan beruntun, terutama di jalan tol yang kerap memacu mobil dengan kecepatan tinggi," ujar Aftersales Business Division Head Auto2000 Nur Imansyah Tara.
“Jalan tol adalah tempat kendaraan melaju dengan kecepatan tinggi sehingga harus bebas dari hambatan supaya tidak memicu kecelakaan. Pelajari pemicu tabrakan beruntun dan pastikan pengendara tahu cara mencegahnya,” kata Nur Imansyah.
Dia pun memaparkan tujuh penyebab kecelakaan beruntun yang harus dihindari pengendara mobil.
1. Tidak Menjaga Jarak Aman
Ini menjadi salah satu kebiasaan buruk para pengendara mobil. Pengendara kerap memacu mobil dengan cepat dan mengikuti mobil di depan dengan sangat rapat. Ini bisa menyebabkan tabrakan beruntun ketika terjadi situasi darurat.
Meski mobil telah dilengkapi fitur keamanan terkini yang dapat melakukan pengereman otomatis, tapi bagaimana dengan mobil di belakang. Sebab itu, menjaga jarak di mobil depan sangat penting agar memiliki kesempatan menghindari tabrakan.
2. Pindah Lajur Sembarangan
Pindah lajur tidak boleh sembarangan, gunakan kode lampu sein dan melihat kondisi lajur yang akan diambil. Namun, sebagian pengendara kerap memaksakan diri pindah lajur tanpa memperhatikan kendaraam lain di belakang.
Ini menjadi salab satu penyebab kecelakaan beruntun karena mobil dari lajur paling kanan tak punya ruang untuk menghindar.
3. Lampaui Batas Kecepatan
Jalan tol memiliki aturan batas kecepatan terendah 80 km/jam dan kecepatan tertinggi 100 km/jam. Tapi, terkadang pengendara mobil berkendara terlalu cepat hingga melewati batas atau berkendara terlalu pelan di jalur cepat (paling kanan). Cara mengemudi seperti itu tersebut berbahaya dapat menyebabkan kecelakaan beruntun.
4. Melaju di Bahu Jalan Tol
Bahu jalan tol hanya untuk kondisi darurat dan tidak boleh dipakai untuk berkendara dengan alasan apa pun. Dalam banyak kasus, kendaraan darurat ditabrak dari belakang oleh pengguna bahu jalan.
Bahkan, tak jarang menabrak mobil lain di lajur utama akibat menghindar dari mobil yang berhenti darurat di bahu jalan. Untuk itu, tidak dianjurkan menggunakan bahu jalan jika bukan berdasarkan arahan dari petugas kepolisian yang berpatroli.
5. Main Ponsel
Banyak pengemudi mobil memainkan ponsel padahal sedang berkendara dengan kecepatan tinggi. Ketidakwaspadaan itu membuat konsentrasi terpecah dan bisa pindah lajur tanpa disadari Situasi ini dapat membahayakan pengguna jalan tol lain dan bisa menyebabkan kecelakaan beruntun.
6. Microsleep
Microsleep atau tertidur sejenak tanpa sadar menjadi hal yang kerap dialami seorang pengendara yang melakukan perjalanan jauh. Tanpa disadari seorang pengendara tertidur dan bisa membuat mobil pindah lajur dengan cepat.
Tentu saja itu sangat berisiko dan dapat menyebabkan tabrakan beruntun. Solusi paling tepat ketika mengantuk beristirahat dan tidur minimal 15 menit.
7. Lampu Rem Mobil Mati
Lampu rem yang tidak aktif juga dapat menyebabkan kecelakaan beruntun karena mobil di belakang tidak mengetahui jika kendaraan di depannya melakukan pengereman. Jika tak terlalu fokus, pengendara di belakang bisa menghantam mobil di depan dan memicu tabrakan beruntun.
Padahal ada langkah sederhana untuk mengecek lampu rem, yaitu dengan menginjak pedal rem sebelum jalan. Nyala sinar lampu rem akan terlihat di tembok garasi rumah. Pastikan lampu sein juga berfungsi dengan melakukan hal yang sama.
Editor: Dani M Dahwilani