Beli Mobil Listrik Baru Mahal, Yuk Intip Biaya Modifikasi Mobil Bensin Jadi Listrik
Range harga modifikasi atau konversi mobil bensin ke mobil listrik memang rata-rata berkisar di angka Rp250 jutaan. Hal itu diamini Resha Ahadiat Setiadi, direktur dari bengkel mobil online Supercar.id.
Dia mengatakan untuk ongkos jasa konversi mereka meminta biaya sebesar RP50 juta. Adapun untuk harga tersebut belum termasuk baterai, motor listrik, sistem baterai manajemen dan sebagainya.
Resha melanjutkan, setiap mobil tentu memiliki biaya konversi yang berbeda, tergantung dari tipe mobilnya. “Untuk biaya tergantung tipe mobilnya. Namun kisaran berada di angka Rp300 juta sampai Rp800 jutaan. Dengan estimasi pengerjaan sekitar 2 bulan,” kata dia.
Perbedaan jenis mobil memang akan menentukan biaya konversi. Belum lagi dengan baterai yang akan digunakan karena ada yang sangat murah dan ada juga yang sangat mahal seperti baterai Lithium Ion.
Rudi Susanto Rahardjo yang juga anggota Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia (PPMKI) hingga kini masih setia mengendarai Volkswagen Beetle (Kodok) tahun 1973 bertenaga listrik . Rudi mengerjakan konversi pada mobil itu bersama AutoLube Motorsport, bengkel yang berlokasi di Kembangan, Jakarta Barat, untuk menggantikan mesin pembakaran konvensional menjadi motor listrik dan baterai.


“Pada prinsipnya sih hanya perlu adaptor untuk matching-nya dari motor ke gearbox, butuh adaptor saja,” jelas Rudi soal ubahan yang dikerjakan. “Kita kan sudah menyesuaikan motornya, ukurannya, sebagainya.”
Diungkap Rudi, total biaya yang dikeluarkannya untuk proyek konversi mobil ini mencapai Rp1 miliar. Nah, jadi jika Anda berminat memodifikasi mobil bensin ke mobil listrik pastikan Anda mau yang seperti apa.
Pastikan juga budget yang dibutuhkan mencukupi atau tidak. Anda juga harus paham bahwa mobil konversi tidak akan memiliki garansi baik untuk mobilnya maupu baterai.
Jadi ketika baterai mobil listrik konversi rusak, maka Anda harus ikhlas menggantinya sendiri. Tentu saja harga baterai mobil listrik tidaklah murah.
Editor: Ismet Humaedi