BYD Tumbangkan Tesla di Pasar Mobil Listrik Global, Unggul 400.000 Unit

JAKARTA, iNews.id - Langkah BYD memperluas pasar secara global membuahkan hasil. Hingga kuartal III 2025, produsen asal China itu menguasai pasar mobil listrik dunia unggul 400.000 unit atas rivalnya, Tesla.

Dilansir Carnewschina, Senin (6/10/2025), total penjualan BYD sepanjang Januari-September 2025 mencapai 1,61 juta unit menempati posisi pertama di dunia. Sementara Tesla harus puas berada di urutan kedua dengan total penjualan 1,22 juta unit.

Baca Juga

Pasar Lesu, Ini Alasan Gaikindo Belum Mau Koreksi Target Penjualan Mobil Tahun Ini

Khusus pada kuartal III 2025, BYD telah mengirimkan 582.500 unit ke berbagai negara. Tapi, angka tersebut turun 4 persen dibandingkan kuartal II tahun ini. Meski demikian, jumlahnya naik 31,4 persen ketimbang periode yang sama tahun lalu.

Sementara Tesla mencatatkan penjualan sebesar 497.100 unit pada periode yang sama. Meski melebihi prediksi analis, jumlahnya tetap kalah dari BYD. 

Baca Juga

Pasar Lesu, Ketum Gaikindo Baru Pede Penjualan Mobil Capai Target 850 Ribu Unit

Keunggulan BYD atas Tesla sudah ditunjukkan sejak kuartal IV 2024. Capaian tersebut bertahan hingga kini, menjadikan BYD pemimpin pasar mobil listrik di dunia selama empat kuartal berturut-turut.

Baca Juga

Penjualan Mobil Malaysia Kembali Ungguli Indonesia, Gaikindo: Insentif Mereka sejak Pandemi

Sebuah lembaga survei, Riset Counterpoint memperkirakan BYD akan menutup 2025 dengan pangsa pasar 15,7 persen. Apabila benar, maka BYD berpeluang mengakhiri tahun ini sebagai produsen mobil listrik nomor satu di dunia.

Salah satu kunci keunggulan BYD terletak pada strategi harga. Produk mereka lebih terjangkau dibandingkan Tesla, sehingga mampu menarik konsumen di berbagai negara, terutama di segmen menengah.

Baca Juga

Kembalikan Penjualan Mobil ke 1 Juta Unit, Pemerintah Diminta Keluarkan Insentif seperti Era Covid-19

Memasuki kuartal keempat, pembatalan subsidi kendaraan listrik di Amerika Serikat membuka peluang penjualan Tesla lebih baik ketimbang kuartal ketiga. Sebab, banyak konsumen AS memesan sebelum 30 September untuk mendapatkan subsidi 7.500 dolar AS.

Editor: Dani M Dahwilani