China Perketat Aturan Mobil Listrik mulai 2026, Tak Ikut Regulasi Insentif Dihapus
Menariknya, pemerintah China mengklaim peningkatan efisiensi ini bukan berasal dari baterai yang lebih besar, melainkan dari perbaikan sistem secara menyeluruh. Kapasitas baterai yang sama, jarak tempuh kendaraan diperkirakan bisa meningkat rata-rata sekitar 7 persen.
Namun, regulasi ini hanya berlaku untuk kendaraan listrik murni. Model plug-in hybrid dan kendaraan dengan sistem jarak jauh tidak termasuk dalam aturan konsumsi energi wajib tersebut.
China juga mengaitkan aturan ini dengan insentif fiskal. Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi bersama Kementerian Keuangan serta Administrasi Perpajakan Negara menetapkan mobil listrik murni harus memenuhi standar konsumsi energi baru agar tetap mendapat pembebasan pajak pembelian pada 2026 dan 2027.
Kendaraan yang sudah masuk daftar pembebasan pajak hingga akhir 2025 masih bisa berlanjut ke katalog 2026, asalkan memenuhi syarat baru. Sebaliknya, model yang tak sesuai berisiko dicoret dari daftar insentif.
Paket kebijakan ini juga menaikkan ambang batas teknis untuk kendaraan plug-in hybrid dan model jarak jauh, termasuk syarat jarak tempuh listrik murni yang lebih tinggi demi mendapatkan insentif.
Bagi raksasa otomotif China seperti BYD dan Geely, aturan ini sebenarnya bukan hal baru. Banyak model listrik terbaru mereka disebut sudah memenuhi standar efisiensi tersebut, sehingga bisa terus diproduksi dengan penyesuaian minimal.
Sebaliknya, model berukuran besar dan berbobot berat, terutama di kelas dua ton ke atas, diprediksi akan terdampak paling signifikan. Produsen didorong untuk memprioritaskan efisiensi energi di seluruh platform agar tetap kompetitif di tengah kombinasi regulasi ketat dan kebijakan fiskal yang semakin selektif.
Editor: Dani M Dahwilani