Efek Pemakaian Bio Solar pada Mesin Diesel Modern, Ini Harus Diperhatikan

JAKARTA, iNews.id - Pemakaian bahan bakar bio solar atau biodiesel (B3) pada mobil dengan mesin diesel modern banyak dilakukan untuk menghemat pengeluaran. Namun, ternyata hal ini memiliki efek buruk bagi kendaraan bermesin modern berstandar Euro 4 ke atas.
Dilansir dari laman Auto2000, Pemakaian bahan bakar bio solar pada mobil dengan mesin diesel modern dapat menyebabkan kerusakan sistem suplai bahan bakar, filtrasi dan lainnya karena mengandung sulfur besar. Komponen yang paling cepat kena dampaknya adalah filter solar akan lebih cepat kotor dan perlu lebih sering diganti.
Namun yang paling mengerikan dari penggunaan solar berkualitas buruk adalah kerusakan injektor. Masalah pada injektor tersebut bisa dikatakan sebagai kerusakan yang cukup serius.
Jika sudah begitu, perbaikannya cukup memakan waktu. Asal tahu saja, harga injector mobil diesel modern lumayan bisa menguras kocek.
Selain efek buruk pada mobil, penggunaan bio solar juga mengerikan bagi lingkungan. Kualitasnya yang rendah, menyebabkan emisi yang terbuang cenderung lebih tinggi.
Untuk itu, mobil dengan mesin diesel modern dianjurkan untuk menggunakan solar dengan cetane number 53, dan kandungan sulfurnya minimal 1.200 ppm.
Bahan bakar jenis solar dengan kualitas tinggi sendiri tersedia dalam berbagai merek. Salah satunya adalah Pertamina Dex atau bisa juga menggunakan bahan bakar bersulfur maksimal 50 ppm (Rp13.700 per liter).
Di sisi lain, Indonesia telah memberlakukan aturan seluruh kendaraan komersial minimal harus berstandar Euro 4 mulai April 2022. Untuk memenuhi standar gas buang yang ditetapkan pemerintah ada dua teknologi yang digunakan pabrikan, yaitu Selective Catalytic Reduction (SCR) dan Exhaust Gas Recirculation (EGR).
UD Trucks memilih teknologi SCR karena mampu melindungi mesin lebih awet dan efisien. Walaupun kendaraan UD Trucks sudah berstandar Euro 5, namun dengan SCR tidak hanya bisa mengonsumsi Pertamax Dex tapi juga biodiesel atau B30 (Rp5.150 per liter), sehingga lebih hemat dalam operasional kendaraan.
Diketahui, menggunakan mesin common rail untuk menurunkan NOx gas buang yang keluar dari mesin dengan cara menyemprotkan cairan urea (AdBlue) ke gas buang di sebuah sistem yang terpisah dari mesin utama sebelum dibuang ke atmosfer sehingga dapat mengonsumsi bahan bakar biodiesel.
Untuk mobil penumpang penggunaan bio solar akan berpengaruh kondisi mesin. Namun, bagi kendaraan komersial, produsen sudah menyiapkan mesin khusus canggih seperti di atas sehingga emisi yang dikeluarkan lebih ramah lingkungan.
Editor: Dani M Dahwilani