Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Elon Musk Bisa Hengkang dari Tesla jika Paket Gaji Rp16.611 Triliun Ditolak
Advertisement . Scroll to see content

Elon Musk Nyaris Celaka saat Uji Coba Teknologi Otonom, Insinyur Diusir

Senin, 18 September 2023 - 08:32:00 WIB
Elon Musk Nyaris Celaka saat Uji Coba Teknologi Otonom, Insinyur Diusir
Elon Musk yakin teknologi Autopilot bisa didapat melalui sensor dan kamera. (Foto/: Istimewa)
Advertisement . Scroll to see content

AUSTIN, iNews.id - CEO Tesla Elon Musk nyaris celaka saat mencoba teknologi otonom Tesla, Full Self Driving (FSD) Autopilot. Hal itu terungkap dalam buku biografi terbaru Elon Musk yang dibuat oleh penulis Walter Isaacson.

Dikutip dari Futurism, Senin (18/9/2023), dalam buku itu disebutkan Elon Musk selalu terlibat langsung dalam percobaan teknologi terbaru yang akan diterapkan di mobil-mobil listrik Tesla. Termasuk teknologi otonom Autopilot.

Saat mencoba teknologi baru itu Elon Musk justru nyaris mengalami tabrakan. "Di sebuah tikungan antar kota 405, teknologi Autopilot tiba-tiba salah membaca jalan karena marka yang memudar. Mobil membelok ke arah berlawan dan hampir menabrak kendaraan dari arah berlawanan," tulis Walter Isaacson dalam buku tersebut.

Waktu itu, Elon Musk marah besar. Dia datang ke kantor Tesla dan mengusir para insinyur yang dianggap gagal membuat teknologi otonom yang aman buat pengemudi.

"Bikin sesuatu yang benar," kata Elon Musk sambil marah-marah dikutip dari buku biografi berjudul Elon Musk itu.

Bagi yang pernah bekerja sama dengan Elon Musk menurut Walter Isaacson tentu sangat tahu bagaimana sikap Elon Musk di perusahaan. Dia dikenal sebagai pribadi yang kuat dan frontal setiap kali bekerja.

Jadi marah-marah soal pekerjaan bukan hal yang asing buat karyawan Tesla. Namun menurut Futurism saat itu kesalahan yang dilakukan Autopilot terjadi karena keinginan Elon Musk yang tidak sesuai dengan saran para insinyur Tesla.

Saat Autopilot dibuat Elon Musk ingin mengandalkan teknologi sensor di Tesla. Sebaliknya para insiyur Tesla justru ingin agar Autopilot terbentuk dengan mengendalkan teknologi deteksi cahaya dan jangkauan atau LiDAR.

LiDAR pada dasarnya adalah radar yang menggunakan cahaya. Pesaing Tesla, termasuk Google Waymo, telah lama memanfaatkannya untuk membantu mobil otonom mereka "melihat” kondisi jalan.

Namun Elon Musk enggan menggunakan LiDAR karena beberapa pertimbangan salah satunya adalah masalah biaya. LiDAR jauh lebih mahal ketimbang sensor dan akan berpengaruh pada harga mobil listrik Tesla.

“Ada kesenjangan antara tujuan Elon Musk dan kemungkinannya,” kata wakil presiden senior Tesla Andrew Baglino kepada Isaacson.

"Dia hanya tidak menyadari tantangannya," ujar Andrew Baglino.

Elon Musk justru tetap ngotot sensor adalah hal yang paling masuk akal. Dia bahkan menyamakan sensor seperti mata manusia. Menurutnya mobil bisa dikemudikan karena manusia memiliki dua mata.

"Jelas menurutnya kami pada akhirnya harus dapat mengandalkan penglihatan kamera saja,” kata seorang insinyur muda yang bergabung pada 2014, seperti dikutip dalam biografi tersebut.

Hingga kini teknologi Autopilot di mobil-mobil listrik Tesla memang mengandalkan kamera dan sensor. Namun untuk mendapatkan tingkat keamanan yang sangat baik, jumlah sensor dan kamera yang digunakan sangat banyak.

Editor: Ismet Humaedi

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut