Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Mantan Bos Mercy Hengkang ke Ford Indonesia
Advertisement . Scroll to see content

Ford Perkirakan Kerugian Penutupan Pabrik akibat Virus Corona Rp9,4 Triliun

Selasa, 14 April 2020 - 09:12:00 WIB
Ford Perkirakan Kerugian Penutupan Pabrik akibat Virus Corona Rp9,4 Triliun
Dampak wabah corona, Ford Motor Co memperkirakan kerugian 600 juta dolar AS atau sekitar Rp9,4 triliun pada kuartal pertama 2020. (Foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

MICHIGAN, iNews.id - Ford Motor Co memperkirakan kerugian 600 juta dolar AS atau sekitar Rp9,4 triliun pada kuartal pertama 2020. Ini sebagai dampak dari penutupan pabrik dan penurunan penjualan akibat wabah virus corona (Covid-19).

Dilansir dari Reuters, Selasa (14/4/2020), Ford mencatat penjualan pada kuartal pertama tahun ini turun 21 persen dibanding tahun sebelumnya.

Saat ini, hanya perusahaan patungan Ford di China, tempat asal pandemi Covid-19 yang memproduksi kendaraan. Brand mobil AS itu mengatakan sedang mengerjakan skenario memulai kembali pabriknya secara bertahap pada kuartal kedua.

"Kami percaya memiliki uang tunai cukup hari ini untuk mengantarkan kami melewati setidaknya akhir kuartal ketiga tanpa tambahan produksi kendaraan dan partai besar atau aksi pendanaan," kata Chief Financial Officer Tim Stone, dalam sebuah pernyataan.

Ditanya apakah Ford akan mengajukan pinjaman dari pemerintah AS atau Federal Reserve untuk mempertahankan operasinya lebih lama jika diperlukan, juru bicara perusahaan mengatakan, tidak seperti masa Resesi Hebat - ketika pembiayaan mengering - masih ada banyak likuiditas di pasar modal.

"Kami memiliki berbagai pilihan untuk mendapatkan pembiayaan tambahan jika diperlukan," kata juru bicara itu.

Pada 9 April, Ford mengatakan memiliki sekitar 30 miliar dolar AS dalam bentuk tunai di neraca, termasuk 15,4 miliar dolar AS yang dipinjam bulan lalu.

Ford mengatakan setiap keputusan untuk memulai kembali pabriknya akan dibuat "lbekerja sama dengan serikat pekerja lokal, pemasok, dealer dan pemangku kepentingan lain. Pada Maret, perusahaan menutup pabrik di Amerika Utara dan Eropa karena pandemi Covid-19 yang terus menyebar.

Editor: Dani M Dahwilani

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut