Kecelakaan Maut di Balikpapan, Begini Mengantisipasi Kendaraan Ditabrak dari Belakang
JAKARTA, iNews.id - Kecelakaan maut truk kontainer di lampu merah Muara Rapak, Jalan Soekarno-Hatta, Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat (21/1/2022) pagi, mengakibatkan lima orang tewas dan 14 luka-luka. Ini menjadi pembelajaran, karena dalam posisi apapun kecelakaan bisa terjadi.
Praktisi Road Safety dari Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu mengingatkan jalan bukan tempat yang aman. Siapa yang sangka pengguna jalan akan ditabrak dari belakang. Sebab itu, pengemudi, penumpang dan pengguna jalan lain harus selalu waspada.
"Para korban secara sadar maupun di bawah alam sadar tidak pernah terlintas menjadi korban kecelakaan. Fenomena, pelan atau berhenti itu aman ada di benak mereka. Sebenarnya jalan bukan tempat aman," ujarnya, saat berbincang dengan iNews.id, Jumat (21/1/2022).
Apa yang harus diperhatikan untuk mengantisipasi kecelakaan ditabrak dari belakang? Jusri menyampaikan tiga langkah yang harus diperhatikan. Pertama, cek spion setiap saat akan memperlambat kecepatan.
"Jika aman lakukan perlambatan dan berhenti dengan menyediakan jarak aman (minimal 1 panjang badan kendaraan). Tetap sesekali cek spion," katanya.
Kedua, Perhatikan situasi traffic di area belakang. Siagakan ruang untuk menghindar di samping atau di area muka (jika memungkinkan), sembil tetap memeriksa spion.
Ketiga, waspada. Jika terdapat indikasi situasi di area belakang mengancam bergeraklah dengan memajukan kendaraan Anda atau keluar dari antrean. Terburuk tinggalkan kendaraan Anda. "Intinya Anda harus senatiasa waspada untuk kondisi terburuk," ujar Jusri.
Seperti diketahui, truk tronton (kontainer) berpelat nomor KT-8534-AJ bermuatan kapur pembersih air dengan berat 20 ton diduga mengalami rem blong. Truk meluncur dan menabrak 14 sepeda motor dan enam mobil yang tengah berhenti di lampu merah Muara Rapak, depan pusat perbelanjaan Ramayana.
Dalam keterangan kepada polisi, sopir truk Muhammad Ali (48) mengakui kendaraannya mengalami rem blong. Dia sempat mengurangi kecepatan dengan menurunkan persneling dari gigi empat ke tiga namun tidak berfungsi.
"Dari keterangan sopir truk tronton, pompa angin rem tidak berfungsi sehingga menyebabkan terjadinya rem blong," ujar Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo kepada awak media.
Editor: Dani M Dahwilani