Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Pramono Minta Persetujuan Purbaya untuk Bangun Kantor Pusat Bank Jakarta di SCBD
Advertisement . Scroll to see content

Krisis Finansial, Nissan Pertimbangkan Jual Kantor Pusat di Jepang

Sabtu, 31 Mei 2025 - 20:39:00 WIB
Krisis Finansial, Nissan Pertimbangkan Jual Kantor Pusat di Jepang
Nissan Motor Co dikabarkan sedang mempertimbangkan menjual gedung kantor pusat di Yokohama, Jepang, akibat krisis finansial. (Foto: Nissan)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Nissan Motor Co dikabarkan sedang mempertimbangkan menjual gedung kantor pusat di Yokohama, Jepang. Ini dilakukan untuk mengatasi krisis finansial dan membayar pesangon karyawan yang akan kena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Dilansir Japan Today, Sabtu (31/5/2025), dikabarkan Nissan membutuhkan biaya restrukturisasi tambahan sebesar 60 miliar yen (setara Rp6,7 triliunan) pada tahun fiskal ini karena terus melanjutkan rencana perombakan.

Nissan juga telah mengumumkan, pada 13 Mei 2025, perusahaam membukukan kerugian bersih sebesar 670,9 miliar yen dalam tahun fiskal yang berakhir Maret lalu. Dibutuhkan dana besar untuk melakukan perombakan besar.

Nikkei Asia menyebutkan bahwa salah satu cara yang sedang dipertimbangkan Nissan adalah dengan menjual gedung kantor pusat mereka di Jepang. Ini menyusul rencana mereka menutup tujuh pabrik di sejumlah negara.

Kabarnya, gedung tersebut memiliki nilai lebih dari 100 miliar yen atau sekitar Rp11,3 triliun. Uang itu akan digunakan untuk menutupi biaya pesangon karyawan pada tujuh pabrik yang rencananya akan ditutup.

Apabila gedung tersebut terjual, Nissan berencana tetap menggunakannya sebagai kantor pusat dengan cara menyewa kepada pemilik baru. Tapi, hal tersebut belum diputuskan karena ada beberapa petinggi yang dikabarkan menolak gagasan itu.

Untuk tahun fiskal yang sedang berjalan, Nissan tidak mengumumkan perkiraan pendapatan atau kerugian yang akan didapatkan, karena mereka masih memikirkan strategi terbaik dalam menghadapi perang tarif yang digencarkan Amerika Serikat.

Selain itu, masalah internal perusahaan juga belum benar-benar pulih setelah pemimpinnya, Carlos Ghosn, ditahan kepolisian Jepang, pada 2018 lalu. Ia dituding menyalahgunakan aset perusahaan dan tidak melaporkan pendapatannya ke pemerintah.

Sejak saat itu, kejatuhan Nissan tak terbendung. Gelombang PHK terus terjadi. Selain rencana penutupan tujuh dari 17 pabrik perakitan mobilnya saat ini, mereka juga akan memangkas 20.000 pekerja di seluruh dunia.

Editor: Dani M Dahwilani

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut