Kurangi Kematian akibat Kecelakaan, Honda Kembangkan Teknologi Bisa Baca Perilaku Buruk Pengemudi
TOKYO, iNews.id - Honda mengembangkan rangkaian teknologi keselamatan canggih. Teknologi tersebut dirancang dengan tujuan mewujudkan visi mengurangi separuh kematian lalu lintas yang melibatkan secara global pada 2030.
Dilansir dari Hindustan Times, Selasa (30/11/2021), langkah pertama yang Honda lakukan yaitu melibatkan kecerdasan buatan (AI). Ini sedang dirancang untuk memantau jalan dan pengemudi. Ini berguna untuk memahami penyebab mendasar kesalahan mengemudi.
Honda menggunakan teknologi fMRI untuk mempelajari otak pengemudi dan menganalisis perilaku pengambilan risiko.
Presiden dan Direktur Perwakilan Honda R&D, Keiji Ohtsu mengatakan, perusahaan berusaha sepenuhnya menghilangkan risiko mobilitas bagi semua orang yang berbagi jalan. "Honda akan menawarkan keselamatan dan ketenangan pikiran setiap pengguna jalan sebagai nilai baru,” kata Keiji Ohtsu.
Melalui itu, perusahaan menciptakan teknologi bernama “Intelligent Driver-Assistive Technology” menggunakan sensor dan kamera sistem bantuan pengemudi (ADAS) canggih untuk memantau jalan dan pengemudi. Teknologi tersebut disinyalir dapat mendeteksi risiko mengemudi dan menentukan perilaku mengemudi secara real-time.
Perusahaan berharap teknologi ini sangat membantu mengurangi kesalahan manusia dalam mengemudi, yang merupakan 90 persen dari tabrakan lalu lintas.
Untuk lebih memahami kondisi jalan, Honda juga akan berinvestasi pada teknologi V2X yang menghubungkan kendaraan dengan pengguna jalan lain melalui jaringan komunikasi. Mekanismenya terhubung informasi dari kamera pinggir jalan, kamera onboard kendaraan lain, dan smartphone, data dapat dikumpulkan untuk menawarkan informasi kepada pengemudi tentang lingkungan lalu lintas.
Pembuat mobil berencana untuk menggunakan AI untuk mensimulasikan perilaku pengguna jalan yang berisiko tinggi tabrakan dan mengambil tindakan untuk mendukung pengemudi dengan informasi untuk membantu menghindari risiko.
Teknologi ini, Honda memprediksi, tidak akan siap untuk implementasi dunia nyata sampai 2030-an, tetapi akan menghabiskan paruh pertama dekade ini untuk mengembangkannya dan paruh kedua untuk mempercepat kolaborasi publik-swasta di seluruh industri untuk menstandarkannya.
“Untuk mewujudkan masyarakat bebas tabrakan, di mana semua pengguna jalan saling peduli dan kebebasan mobilitas menjadi mungkin, kami akan lebih mempercepat inisiatif di seluruh industri dan publik-swasta," ujar Keiji Ohtsu.
Editor: Dani M Dahwilani