Mengintip Bus Anti Peluru Freeport, Dibuat untuk Keamanan Antar Jemput Karyawan
Dalam video di kanal YouTube Jackson Kaunang yang merupakan sopir bus anti peluru milik PT Freeport Indonesia, kendaraan tersebut dilengkapi dengan berbagai teknologi, seperti kamera mundur, intercom, sensor mata, dan blackbox.
Seperti diketahui, lokasi-lokasi tertentu di wilayah Papua tidak bisa berhenti dan penumpang keluar sembarangan. Untuk itu, dilengkapi kamera belakang dengan layar yang akan menampilkan hasil kamera agar bisa mundur dengan sempurna.
Sementara intercom terpasang untuk komunikasi antara sopir dan penumpang, mengingat kabinnya terpisah. Kemudian sensor mata dipasang untuk menghindari kecelakaan akibat sopir tertidur, karena teknologi ini akan membuat kursi sopir bergetar saat mata tertutup.
Blackbox juga terpasang untuk melihat riwayat perjalanan kendaraan tersebut dan juga mengetahui seberapa cepat bus anti peluru itu berjalan. Apabila sopir berkendara tidak sesuai aturan dan terekam dalam blackbox maka sanksi berat menanti.
“Jadi blackbox ini untuk merekam unit. Kita pakai gigi berapa masuk sensor ya, kalau di zona-zona gunung, turunan curam, itu di situ (kecepatan) 15 km/jam. Kalau kita 20 km/jam di turunan, ada terjadi sesuatu, diinvestigasi, jadi sopir tersebut tidak bisa berbohong. PHK, pasti PHK, tidak ada toleransi,” ujar Jackson.
Dalam unggahan videonya, Jackson menegaskan bahwa sangat sulit untuk menjadi sopir bus anti peluru di Freeport. Bukan hanya kemampuan berkendara, mental juga diperlukan bagi mereka yang ingin menjadi sopir bus tersebut.
Editor: Dani M Dahwilani