Nissan Ungkap 4 Tantangan Pengembangan Mobil Listrik di Indonesia
JAKARTA, iNews.id - Produsen otomotif di Indonesia mulai berlomba menghadirkan mobil listrik. Ini didorong upaya pemerintah dalam meningkatkan kendaraan ramah lingkungan berbasis tenaga listrik.
Namun, ada beberapa tantangan yang dihadapi pelaku industri dalam memasarkan kendaraan listrik di Indonesia. Hal ini diungkapkan Deputy Director External and Goverment Affairs Nissan Motor Indonesia Coki Panjaitan dalam diskusi bersama Forwin dan Forwot di Jakarta, Senin (7/12/2020).
Pertama, kata dia, harga jual mobil listrik masih tinggi. Pabrikan berharap pemerintah bisa cepat membuat keputusan insentif bagi pembeli dan pengguna mobil listrik.
"Pemerintah pusat dan daerah harus bersama-sama memberikan insentif. Mulai dari diskon PPnBM dan PPN di level pemerintah pusat, hingga diskon nonfiskal seperti yang sudah diberikan Pemprov DKI Jakarta dan Bali berupa diskon pajak kendaraan dan BPKB," ujarnya.
Kedua, Nissan melihat masih banyak calon konsumen yang menanyakan keandalan dan keamanan baterai mobil listrik dalam kondisi banjir, jika melalui jalanan yang bisa mengguncang cukup parah.
Ketiga, lanjut Coki, banyak pertanyan soal jarak tempuh mobil listrik. Padahal survei Nissan menunjukkan, sekitar 70 persen masyarakat pengguna kendaraan itu mengendarai mobilnya sekitar 50 km per hari. Sementara teknologi baterai mobil listrik rata-rata bisa menempuh sampai 320 km dalam sekali isi. "Jadi 5-6 hari lagi baru perlu dicatu daya lagi baterainya," katanya.
