Pasar Bekas Kendaraan Listrik Belum Terbentuk, Ini yang Dilakukan Pemerintah
JAKARTA, iNews.id– Pasar kendaraan bekas dianggap sebagai hal yang penting dalam sebuah perkembangan industri otomotif. Ini akan memberikan kenyamanan kepada konsumen yang hendak memboyong sebuah kendaraan.
Hal ini dianggap perlu apabila ingin kendaraan listrik berkembang lebih pesat di Indonesia. Mengingat saat ini masyarakat Tanah Air memikirkan harga jual kembali sebelum memboyong sebuah kendaraan.
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno mengakui bahwa belum terbentuknya pasar kendaraan listrik bekas menjadi salah satu penghambat. Untuk itu, dia ingin seluruh pihak dapat membantu mematangkan ekosistem tersebut.
“Soal second hand market (pasar mobil listrik bekas), hari ini saya kira masih belum ada. Jadi kita nggak tahu. EV ini bagus menurut saya dan juga penting, tapi ekosistemnya itu betul-betul harus kita matangkan,” kata Eddy di acara Electric Vehicle (EV) & Battery Conference di Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
Selain itu, Eddy mengungkapkan hal terpenting untuk kendaraan EV adalah ketersediaan SPKLU, layanan servis dan aftersales mobil listrik. Menurutnya, SPKLU dengan fitur fast charging akan mendorong masyarakat untuk mulai beralih ke kendaraan listrik.
“Saya kira, kalau kita berbicara EV hari ini, ada beberapa tantangan, pertama adalah (ketersediaan) SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum). Apalagi yang tipenya fast charging, jangan sampai kita misalnya melakukan perjalanan dari Jakarta ke Surabaya, terus isi baterai di SPKLU (ternyata) nunggunya (sampai) dua jam,” ujarnya.