Penelitian: Panas dalam Mobil di Bawah Terik Matahari Efektif Bunuh Virus Corona

GEORGIA, iNews.id - Siapa pun yang masuk ke dalam mobil parkir di bawah terik matahari sangat berbahaya. Panas dalam kabin mobil dapat menyebabkan penumpang dehidrasi dan tak sadarkan diri, bahkan kematian karena kekurangan oksigen.
Namun, penelitian University of Georgia menemukan efek rumah kaca yang dihasilkan dari radiasi gelombang pendek matahari menyelinap melewati kaca dapat membunuh virus corona (Covid-19).
Bahkan, pada suhu udara 70 derajat Fahrenheit yang relatif dingin, suhu di dalam mobil bisa melonjak hingga 113 derajat dalam satu jam. Pada 80 derajat, angka itu dapat tembus 123 derajat. Efeknya dapat menyebabkan kelumpuhan dan kematian bagi organisme multisel.
Dilansir dari Motor1, Rabu (20/5/2020), Universitas Georgia menyebutkan panas secara dramatis dapat mempersingkat waktu yang diperlukan untuk mendisinfeksi virus corona. Meskipun dapat hidup di atas kertas dan karton selama satu hari, serta pada plastik dan stainless steel selama tiga hari, kenyataannya pada suhu sekitar 72 derajat F, menaikkan panas hingga 130 derajat dapat membunuh 99,99 persen Covid-19 sekitar 20 menit. Pada suhu 150 derajat, garis waktu lebih pendek menjadi hanya 5 menit.
Untuk paket dan masker wajah yang tidak peka terhadap panas, saat mobil diparkir di bawah sinar matahari mungkin secara signifikan cukup mengurangi risiko penularan virus corona. Pengering panas sekitar 130 derajat di binatu cukup mendisinfeksi masker kain.
“Pengujian masih perlu banyak dilakukan. Tetapi kami tahu semakin hangat Anda membuatnya semakin cepat virus mati,” ujar Travis Glenn, profesor ilmu kesehatan lingkungan di Universitas Georgia.
“Kita semua diimbau untuk mengenakan masker saat berbelanja atau tugas penting lainnya di luar rumah. Mobil yang diparkir menjadi cukup panas pada hari-hari cerah. Jadi, Anda bisa menukar masker, meninggalkan satu di dalam mobil saat berbelanja, atau meninggalkan masker di mobil saat tiba di rumah. Selama Anda parkir di tempat yang hangat virus akan cepat mati," kata Glenn.
Editor: Dani M Dahwilani