Penjualan Mobil Listrik Hyundai Turun Drastis, Ini Penyebabnya
JAKARTA, iNews.id - PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) mengakui penjualan mobil listrik pada awal 2024 mengalami penurunan. Bahkan, angkanya jauh dari target yang ditetapkan.
Berdasarkan data wholesales (distribusi dari pabrik ke dealer) Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Hyundai hanya mampu menjual 312 unit kendaraan listrik. Rinciannya 302 unit Hyundai Ioniq 5 dan 10 unit Hyundai Ioniq 6.
Bila dirinci, pejualan Hyundai Ioniq 5 pada Januari 2024 mencapai 268 unit. Sedangkan pada Februari 2024 angkanya menurun hingga hanya 34 unit. Sementara Hyundai Ioniq 6 pada awal tahun ini hanya terdistribusi sebanyak 7 unit, sedangkan pada bulan kedua hanya dikirim sebanyak 3 unit ke dealer.
"Tahun lalu market sudah turun di bawah 2022. Berlangsung terus selama 2023 sampai Januari dan puncaknya di Februari kemarin," ujar Chief Operating Officer PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) Fransiscus Soerjopranoto di Jakarta Pusat, Rabu (20/3/2024).
Dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya, penjualan mobil listrik Hyundai menurun drastis. Pada dua bulan pertama 2023, wholesales Hyundai Ioniq 5 mencapai 447 unit. Di mana pada Januari sebanyak 234 unit dan Februari 213 unit. Belum ada Hyundai Ioniq 6, karena baru didistribusi pada Juli 2023.
Apa penyebabnya? "Januari kemarin levelnya (penjualan mobil domestik) di 70-an ribu, Februari di 60-an ribu. Kita belum pernah lihat market drop sampai sesignifikan itu. Faktornya ada banyak, ada kenaikan harga. Kemudian interest rate masih tinggi. Ada pilpres, regulasi, nah itu akumulatif," kata Frans.
Penjualan mobil listrik Hyundai tahun lalu naik signifikan berkat dukungan insentif pemerintah berupa potongan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 10 persen dari 11 persen. Syaratnya kendaraan listrik tersebut telah memenuhi tingkat komponen dalam negeri (TKDN) minimal 40 persen dan dirakit secara lokal.
Tahun ini, pemerintah memutuskan untuk melanjutkan program tersebut demi meningkatkan kembali penjualan mobil listrik. Namun, penerapannya masih harus menunggu Keputusan Menteri Perindustrian perihal model mobil listrik yang mendapat insentif PPN DTP 2024.
"Kita juga terima kasih karena Kemenkeu sudah keluarin aturannya. Kemudian kita juga bisa berjualan mobil listrik kembali dengan menggunakan skema pajak terbaru. Sekarang tinggal tunggu aja," katanya.
Di sisi lain, persaingan di pasar mobil listrik semakin ketat dengan hadirnya model dan brand baru di Indonesia. Pada awal tahun ini, hadir brand asal China BYD yang membawa tiga mobil listrik dan pabrikan Vietnam VinFast. Chery dan MG juga tidak mau ketinggalan meluncurkan mobil listrik terbaru.
Editor: Dani M Dahwilani