Penyebab Harga Mobil Hybrid Lebih Mahal dari Kendaraan Listrik
JAKARTA, iNews.id - Teknologi hybrid (Hybrid Electric Vehicle/HEV) yang dibenamkan pada kendaraan sebenarnya bukan hal baru. Tapi, timbul pertanyaan mengapa harga mobil hybrid masih tinggi, bahkan ada yang lebih mahal dari kendaraan listrik baterai (Battery Electric Vehicle/BEV).
Sebagai contoh, harga Toyota Corolla Cross Hybrid 2025 berkisar antara Rp568,2 juta hingga Rp 642,9 juta. Sementara harga mobil listrik BYD Atto 3 antara Rp470 Juta hingga Rp520 Juta. Padahal, keduanya sama-sama SUV 5-seater dengan dimensi hampir sama.
Untuk menekan harga mobil hybrid, pemerintah Indonesia memberikan insentif berupa diskon Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) sebesar 3 persen. Adanya insentif ini diharapkan dapat membuat harga mobil hybrid semakin terjangkau.
Public Relations Manager PT Toyota Astra Motor (TAM), Philardi Ogi menjelaskan alasan mobil hybrid masih tinggi. Hal tersebut disebabkan karena teknologinya berbeda dengan mobil bermesin konvensional.
"Ada elemen baterai dan sistem kelistrikan. Jika dibandingkan dengan mesin pembakaran internal (ICE), tentu saja hal ini akan menambah harga jual. Teknologinya sudah lama, tapi jika dibandingkan dengan elemen yang ada pada mobil ICE harganya pasti berbeda," ujar Ogi di IIMS 2025, JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, belum lama ini.
Dia menerangkan komposisi mobil hybrid masih cukup kecil jika dibandingkan dengan konvensional. Meski teknologinya sudah lama hadir, masih banyak yang berpikir menghadirkan segmen tersebut biaya operasionalnya cukup tinggi.
"Jika dilihat dari komposisi pasar, pengguna hybrid baru mencapai 7 persen masih kecil. Namun, jika komposisinya meningkat, misalnya 20 persen, maka skala ekonomi akan menurun karena teknologi akan semakin massal," katanya.
Ogi menyampaikan teknologi hybrid mulai diperkenalkan pada mobil di segmen menengah. Tidak menutup kemungkinan di masa depan teknologi ini bisa diterapkan pada segmen lebih rendah.
"Kami masih kembangkan, maksudnya kami masih pelajari. Seperti Avanza, sebetulnya produk muncul dari kebutuhan masyarakat," ujarnya.
Editor: Dani M Dahwilani