Soal Mobil Listrik, Toyota Ingatkan Amerika Masih Banyak Rintangan dan Pasar Belum Siap
LOS ANGELES, iNews.id - Raksasa otomotif dunia mulai dari Volvo, Ford, hingga General Motors (GM) telah berjanji satu dari segmen kendaraan mereka akan sepenuhnya bertenaga listrik pada 2030. Mereka ingin pemerintah Amerika Serikat (AS) mendukung dengan mengambil inisiatif mempercepat undang-undang yang mewajibkan kendaraan listrik (electric vehicle/EV).
Namun, Toyota berulang kali memperingatkan perusahaan yang telah membuat atau berencana membuat mobil EV. Toyota bahkan telah menyampaikan petisi kepada pemerintah Jepang untuk memikirkan kembali larangan menyeluruh penjualan mobil konvensional (ICE).
Berbicara dalam konferensi pers Asosiasi Produsen Mobil Jepang, Chairman Toyota, Akio Toyoda, mengklaim Jepang akan kehabisan listrik di musim panas jika semua kendaraan bertenaga listrik. Dia melihat infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung transisi lengkap EV akan merugikan negara setara 135 miliar dolar AS hingga 358 miliar dolar AS atau sekitar Rp5.158 triliun
Toyota Divisi Amerika Utara mengklaim hal serupa saat menyampaikan temuan perusahaan kepada Senator AS. “Jika kita ingin membuat kemajuan dramatis dalam elektrifikasi, itu membutuhkan tantangan yang luar biasa, termasuk infrastruktur pengisian bahan bakar, ketersediaan baterai, penerimaan konsumen, dan keterjangkauan,” kata Robert Wimmer, direktur Riset Energi dan Lingkungan Toyota Motor Amerika Utara kepada Reuters.
Wimmer menambahkan meski para pesaing menyampaikan aspirasi ambisius, kenyataannya kendaraan bertenaga baterai yang dijual di AS pada tahun lalu kurang dari 2 persen.
Menurut Toyota butuh waktu 20 tahun memiliki empat juta kendaraan hybrid di jalan raya AS.
Di sisi lain, Toyota akan memperkenalkan dua kendaraan listrik bertenaga baterai murni (BEV) baru di AS tahun ini dan satu model listrik sepenuhnya di jajaran Lexus.