Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Otomotif Perlahan Tumbuh, Ini Langkah Mobil Lubricants Tingkatkan Penetrasi Pasar
Advertisement . Scroll to see content

Suara Mesin Mobil Tiba-Tiba Kasar, Rifat Sungkar: Awas Salah Ganti Oli

Rabu, 29 September 2021 - 16:47:00 WIB
Suara Mesin Mobil Tiba-Tiba Kasar, Rifat Sungkar: Awas Salah Ganti Oli
Rifat Sungkar mengungkapkan bila suara mesin berubah menjadi kasar yang menjadi perhatian pertama adalah oli atau pelumas apa yang dipakai. (Foto: MMKSI)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Mobil baru biasanya memiliki suara mesin yang halus. Namun, masing-masing merek memiliki karakter suara mesin berbeda.

Bagaimana bila suara mesin yang biasanya halus tiba-tiba berubah jadi kasar, apa yang terjadi? Pakar otomotif dan Brand Ambassador Mitsubishi Indonesia, Rifat Sungkar mengungkapkan, suara mobil akan terdengar jelas saat kap mesin dibuka. Perhatikan dengan seksama apakah suara mesin normal atau tidak.

"Masing-masing merek memiliki karakter suara mesin berbeda. Kita pun dapat mengenalinya dari suara. Namun, pastinya mobil dalam kondisi baik suara mesinnya akan terdengar halus," ujarnya, dalam Mitsubishi Motors Sales Krama Yudha (MMKSI) Virtual Interview, Rabu (29/9/2021).

Rifat menjelaskan, bila suara mesin berubah menjadi kasar yang menjadi perhatian pertama adalah oli atau pelumas apa yang dipakai. Sebab itu, dia mengingatkan jangan salah memilih oli.
    
"Suara mesin sangat dipengaruhi pemilihan pelumas ada 20-50, 10-40, 20-60 dan sebagainya. Pada zaman sekarang desain mesin mobil sangat kompak, dulu lebar, sekarang lebih tinggi dan rapat sehingga olinya lebih encer," katanya.

Pereli nasional ini menyebutkan karena kerapatannya mobil baru diperlukan oli yang tepat sesuai direkomendasikan pabrikan. Di mana mobil lama oli cenderung lebih kental.

"Jika salah memilih oli mesin bisa (komponen) baret, bunyi jadi tidak karuan. Jika dibiarkan lebih parah mungkin mesin tidak bisa dibetulkan," ujar Rifat.

Terkait waktu penggantian oli, Rifat menerangkan, produsen mobil telah memberikan buku panduan servis bagi pemilik kendaraan. Untuk jarak maksimal penggantian oli sekitar 10.000 km atau 6 bulan masa pakai.

"Oli bekerja dari panas ke dingin dan bila ini terus terjadi berpotensi menguap dan zat pelumasnya habis. Untuk waktu toleran pergantian oli paling aman 10 persen, atau dari batas 10.000 km maksimal 11.000 km, jika dipaksakan itu turunnya makin cepat," katanya.

Untuk jadwal penggantian oli, menurut Rifat perlakuan mobil berbeda tergantung pada bagaimana mobil bekerja. Jika digunakan mobil harian atau sering membawa beban banyak dan lokasinya di area tanjakan itu berbeda.

Untuk mobil yang jarang digunakan relatif aman karena pada dasarnya oli tidak ada basinya. Tapi ingat ada masa garansi ada tengat waktu dan jatuh tempo kilometer perawatan. Sebaiknya manfaatkan paket perawatan gratis yang diberikan produsen mobil untuk servis dan ganti oli, sehingga mobil terawat, dan pelumas yang diberikan tepat.

Tegar Ardisura Raharja, head of after sales marketing and promotion section PT MMKSI menambahkan, untuk perawatan dan pergantian oli disarankan di bengkel resmi. Ini agar kondisi kendaraan dapat terpantau dengan baik.

"Perawatan di bengkel resmi akan tercatat riwayatnya di setiap dealer. Jika ada masalah dapat diketahui historinya. Selain itu, ada jaminan guenine part dari pabrikan. Jika masa gratis servisnya habis, customer bisa membeli paket perawatan kembali sehingga lebih efisien dan hemat," ujarnya. 

Editor: Dani M Dahwilani

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut