Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Pemerintah Siapkan Insentif Otomotif, Skema Mirip saat Covid-19
Advertisement . Scroll to see content

Telat Adopsi Kendaraan Listrik, Indonesia Bisa Tergilas Negara Lain

Selasa, 16 Agustus 2022 - 11:39:00 WIB
Telat Adopsi Kendaraan Listrik, Indonesia Bisa Tergilas Negara Lain
Kemenperin mengingatkan jika terlambat mengadopsi kendaraan listrik, industri otomotif Indonesia bisa tergerus negara lain termasuk dalam persaingan ekspor. (Foto: Ilustrasi/iNews.id)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id – Pemerintah saat ini gencar mendorong elektrifikasi kendaraan di sektor otomotif. Langkah ini penting mengingat negara lain juga memacu mobilitas ramah lingkungan tersebut. Jika terlambat industri otomotif Indonesia bisa tergerus negara lain termasuk dalam persaingan ekspor.

Direktur Jenderal Industri Logam, Metal, Alat Transportasi dan Elektronik (Ilmate), Kementerian Perindustrian, Taufiek Bawazier mengatakan, menjadi tantangan besar untuk elektrifikasi otomotif Indonesia. Bahkan, lebih luas lagi di level global yang saat ini industri kendaraan dengan pembakaran internal (ICE) masih sangat dominan. 

"Di saat yang bersamaan tentu menjadi peluang besar bagi produsen komponen otomotif nasional. Mengingat kita masih terlalu berfokus untuk komponen kendaraan ICE," ujarnya, dalam seminar di GIIAS 2022.

"Perlu kita lihat ke pasar global, selain menghadapi tantangan besar soal bagaimana industri otomotif nasional berganti ke elektrifikasi otomotif, juga menjadi kesempatan buat produsen komponen otomotif nasional mulai berganti ke mencari komponen yang bisa mereka produksi untuk kendaraan listrik. Kalau kita masih terlalu asyik dengan produksi komponen kendaraan ICE, maka ini akan menyulitkan kita menghadapi sesi phase out," katanya. 

Dia mengungkapkan, negara-negara lain yang punya komitmen besar dalam elektrifikasi otomotif, sudah mencanangkan 2035 adalah batas dari kendaraan ICE beredar di negara mereka. 

"Kalau kita tidak pandai melihat potensi ini, maka akan tertinggal dalam industri otomotif terkhusus untuk isu elektrifikasi. Namun, ini juga sekaligus menjadi potensi besar bagi produsen komponen, agar mulai fokus menjari apa yang mereka bisa produksi untuk kendaraan listrik," ujar Taufiek.

Dia menuturkan jika produsen komponen dan otomotif tidak mulai melakukan perpindahan dan beradaptasi dengan teknologi terbaru di industri otomotif global, ini akan jadi ancaman besar. Terutama untuk pasar ekspor Indonesia yang berjumlah 80 negara. Namun, jika semua siap termasuk produsen komponen, maka ekspor ke 80 negara itu bisa tetap terjaga dan ditingkatkan. 

“Berdasarkan proyeksi internal Kemenperin, jumlah kendaraan ICE yang beredar pada 2030 sebanyak 25,8 juta unit dan menghasilkan emisi 92,2 juta ton CO2. Dalam rangka dukungan pengurangan Emisi CO2, Kementerian Perindustrian mengeluarkan kebijakan pengembangan industri kendaraan bermotor emisi karbon rendah yang diatur dalam Permenperin No 36 Tahun 2021,” katanya.

Pengamat dari institusi dan pendidikan Dr Agus Purwadi menyoroti kesiapan ekosistem dari sisi regulasi, energi, disposal dan aspek keamanan. Agus menilai kesiapan ekosistem ini menjadi kuncian bagaimana elektrifikasi otomotif di Indonesia lebih gampang diterima.

Menurut Agus elektrifikasi otomotif sangat terpengaruh dari kebijakan pemerintah. Bukan hanya untuk penggunaan di kota-kota besar, melainkan penggunaan di seluruh Indonesia. Lantaran ini akan menentukan bagaimana masyarakat bisa menerima kendaraan tipe baterai ini dengan cepat atau tidak. 

“Saya melihat bahwa industri yang paling cepat menangkap dan beradaptasi dengan perubahan adalah industri otomotif. Kalau bisa dibilang, industrinya punya inisiatif tersendiri agar adaptasi ke kendaraan yang lebih ramah lingkungan itu lebih cepat. Memang kendaraan tidak ada yang benar-benar terbebas dari emisi gas buang, tapi dari sisi presentase yang ada, ya kita bisa bilang energi yang digunakan adalah energi terbarukan," ujarnya. 

"Tinggal bagaimana pemerintah memberikan regulasi yang tepat dan menguntungkan bukan hanya dari sisi industri, namun juga lebih jauh ke masyarakat,” kata Agus.

Editor: Dani M Dahwilani

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut