Terungkap Ini yang Membuat Mobil Listrik China Lebih Murah, Disubsidi Pemerintah Rp3.480 Triliun
BEIJING, iNews.id - Mobil listrik asal China dijual di pasar dunia dengan harga lebih murah dibandingkan merek-merek dari negara lain. Ini membuat pabrikan lain ketar-ketir.
Dilansir dari Carscoops, Minggu (23/6/2024), terungkap alasan mobil listrik China dijual lebih mura. Berdasarkan analisis terbaru dari Center for Strategic and International Studies (CSIS), pemerintah China menggelontorkan dana sebesar 230,8 miliar dolar AS atau setara Rp3.480 triliun untuk mensubsidi kendaraan listrik antara 2009 sampai 2023.
Angka tersebut jauh di atas dana yang diberikan pemerintah Amerika Serikat dalam bentuk kredit pajak kendaraan ramah lingkungan tahun ini sebesar 1 miliar dolar AS (Rp15 triliun).
Lembaga analisis tersebut juga memperkirakan hanya 6,74 miliar dolar AS (Rp101 triliun) yang dihabiskan antara 2009 dan 2017. Namun, jumlah ini naik tiga kali lipat pada 2018-2020, dan peningkatan signifikan sejak 2021.
Meski angka tersebut hanya perkiraan, CSIS mencatat pemerintah China mendukung kendaraan listrik dengan berbagai cara. Ini termasuk potongan harga, pembebasan pajak penjualan serta pendanaan untuk infrastruktur.
Selain itu, pemerintah membeli kendaraan listrik untuk keperluan sendiri dan mendukung program penelitian serta pengembangan produsen mobil. Tingkat dukungan bervariasi, tetapi pemerintah telah signifikan meningkatkan pengeluaran untuk program R&D dalam beberapa tahun terakhir.
Antara 2009 dan 2017, tercatat hanya 2 miiar dolar AS atau sekitar Rp30 triliun yang dihabiskan. Namun, angka tersebut melonjak menjadi 3,6 miliar dolar AS pada 2018, dan naik menjadi 4,3 miliar dolar AS pada lalu.
CSIS menyatakan perkiraan mereka "sangat konservatif" dan tidak memperhitungkan dukungan lain pemerintah. Ini termasuk insentif lokal, hadiah tanah, diskon listrik, dan subsidi pemasok.
Sebagai contoh, raksasa baterai CATL dilaporkan mendapat subsidi sebesar 809,2 juta dolar AS tahun lalu. Jumlah tersebut lebih dari sepuluh kali lipat apa yang mereka dapatkan pada 2018, dan hampir dua kali lipat dari yang mereka terima pada 2022.
Kondisi ini telah menimbulkan masalah karena China dilaporkan memiliki lebih dari 200 perusahaan kendaraan listrik, dan hanya sedikit yang menghasilkan keuntungan. Ada juga kelebihan pasokan kendaraan listrik akibat perang harga di dalam negeri, sehingga mereka ramai-ramaian ekspansi ke pasar global.
Editor: Dani M Dahwilani