Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Suzuki Buka Peluang Bawa Motor Listrik e-Access ke Indonesia
Advertisement . Scroll to see content

Bukan Mobil, Produksi Kendaraan Listrik di Indonesia Dimulai dari Sepeda Motor

Selasa, 10 November 2020 - 22:52:00 WIB
Bukan Mobil, Produksi Kendaraan Listrik di Indonesia Dimulai dari Sepeda Motor
Kemenperin menyatakan industri kendaraan listrik (electric vehicle/EV) berbasis baterai di Indonesia dimulai dari sepeda motor. (Foto: Grafis)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Industri kendaraan listrik (electric vehicle/EV) berbasis baterai di Indonesia dimulai dari sepeda motor. Ini lantaran pangsa pasar sepeda motor di Indonesia sangat besar.

Plt Direktur Industri Maritim Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan (Imatap) Ditjen Ilmate Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Restu Yuni Widayati mengatakan, saat ini terdapat 15 industri perakitan sepeda motor listrik yang sudah mendapatkan Nomor Identifikasi Kendaraan (NIK) dari Kemenperin.

"Salah satu syarat perusahaan memproduksi kendaraan bermotor harus mengantongi NIK dan memiliki kapasitas produksi sepeda motor listrik sebesar 877 ribu unit per tahun dan menyerap tenaga kerja sebanyak 1.429 orang," ujarnya dalam keterangan tertulis kepada iNews.id, baru-baru ini.

Restu menuturkan, pengembangan kendaraan listrik di Indonesia diklaim mampu menarik investasi di sektor industri komponen dan lainnya. Salah satu industri komponen yang diincar adalah baterai kendaraan listrik.

Sementara Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (Ilmate) Kemenperin, Taufiek Bawazier menjelaskan, selain pembuatan baterai kendaraan listrik, yang harus dipikiran selanjutnya adalah mempersiapkan fasilitas daur ulang baterai.

"Usia baterai listrik bisa mencapai 10-15 tahun. Artinya, sepuluh tahun ke depan perlu dipersiapkan fasilitas recycling (daur ulang) untuk memperoleh nilai tambah baru baik
berupa material di dalamnya, seperti lithium, nikel, cobalt, mangan dan copper," katanya.

Proses daur ulang dapat meningkatkan pemanfaatan material, baik lithium dan mangan yang berupa carbonat dan nikel serta cobalt berupa sulfat yang dapat diperoleh dengan maksimal sehingga proses circular ekonominya mencapai titik optimal.

Menurut Taufiek, penguasaan teknologi recycling perlu dipikirkan dari sekarang seperti hydrometalurgi dan penggunaan teknologi AI ssrta robotik termasuk skill baru dalam pemrosesan baterai listrik.

"Baterai listrik terdiri dari cell, modul dan pack yang masing-masing diikat kuat oleh perekat yang membutuhkan keahlian khusus mengingat prasarat safety dan treatment baterai listrik berbeda dengan treatment baterai non-lithium," ujarnya.

Editor: Dani M Dahwilani

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut