Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Yamaha Aerox Listrik Rilis! Sekali Ngecas Bisa Tempuh 106 Km
Advertisement . Scroll to see content

India Tetapkan Batas Waktu Motor Listrik 2025, TVS dan Bajaj Nilai Tak Realistis

Selasa, 11 Juni 2019 - 21:30:00 WIB
India Tetapkan Batas Waktu Motor Listrik 2025, TVS dan Bajaj Nilai Tak Realistis
TVS Motor Company dan Bajaj menyampaikan keprihatinan terkait tenggat waktu yang ditetapkan pemerintah India terkait produksi sepeda motor listrik pada 2025. (Foto: Indianautosblog)
Advertisement . Scroll to see content

NEW DELHI, iNews.id - Dua brand roda dua India, TVS Motor Company dan Bajaj Auto menyampaikan keprihatinannya terkait tenggat waktu yang ditetapkan pemerintah terkait produksi massal electric vehicle (EV) atau kendaraan listrik. Di mana pemerintah India menetapkan 100 persen kendaraan roda dua listrik pada 2025 dan kendaraan roda tiga pada 2023.

Kedua perusahaan mengaku mendukung inisiatif pemeritah dalam pengembangan kendaraan listrik. Namun, mereka mempertanyakan tenggat waktu yang ditetapkan pemerintah yang dinilai tidak realistis.

Dilansir dari Indianautosblog, Selasa (11/6/2019), Ketua TVS Motor Company, Venu Srinivasan mengatakan, produsen otomotif di mana-mana mendukung tujuan keseluruhan memperkenalkan kendaraan listrik dan memudahkan konsumen dalam mobilitas listrik. "Sebagai hasilnya, kami telah melakukan pengembangan serius untuk memastikan kami dapat menawarkan produk EV massal yang memberikan keselamatan dan kinerja tinggi," ujarnya.

Dia menjelaskan, upaya ini diperlukan untuk menarik konsumen beralih ke sepeda motor listrik, sehingga kehadiran kendaraan ini didorong kemauan konsumen serta dapat diadopsi dengan mudah dan luas. Namun, infrastruktur pendukung pengisian daya juga harus sama dengan opsi bahan bakar konvensional.

Berbicara tentang manufaktur di India, Srinivasan menyebutkan, industri otomotif masih jauh dari rencana ini. Memaksakan tenggat waktu yang tidak realistis untuk adopsi massal kendaraan roda dua tidak hanya akan menimbulkan ketidakpuasan dari konsumen, tapi berisiko merusak pabrikan di India yang mendukung 4 juta pekerjaan.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut