2 Bos PO Bus Nyamar Jadi Penumpang, Temukan Masalah Bau Pesing, Mogok, Bocor hingga Dicuekin Kondektur
JAKARTA, iNews.id - Berbagai upaya dilakukan pemilik perusahaan otobus (PO) untuk mengetahui kualitas pelayanan kru dan sopir kepada penumpang. Termasuk memantau bagaimana kondisi armada bus yang dioperasikannya.
Salah satunya dengan menyamar menjadi penumpang. Suka duka dialami mereka selama perjalanan saat menginvestigasi armada dan kinerja karyawannya.
Siapa saja bos PO bus yang pernah menyamar menjadi penumpang? Dirangkum iNews.id berikut ulasannya.
PO Rosalia Indah - FX Adimas Rosdian

Lulus kuliah dari Australia, FX Adimas Rosdian (Dimas) diminta sang ayah Yustinus Soeroso kembali ke Indonesia mengurus PO Rosalia Indah. Dimas yang kini menduduki kursi Direktur PT Rosalia Indah Transport mengaku pernah melalui fase tidak paham apapun soal dunia bus.
Untuk memahami apakah bus Rosalia Indah sudah memiliki standar pelayanan maupun kualitas yang baik, Dimas investigasi menyamar menjadi penumpang.
"Jadi awal-awal aku coba jadi penumpang, aku ingin merasakan sudah sejauh mana sebenarnya pelayanan Rosalia Indah, dunia bus seperti apa?" ujar Dimas, dikutip dari YouTube PerpalZ TV.
Peristiwa itu terjadi pada 2011 silam. Mengenakan pakaian sederhana yakni hoodie dan topi, Dimas memilih rute Yogyakarta - Merak dan berlanjut ke Lampung.
Selama naik bus Rosalia Indah dari Yogyakarta, dia memiliki pengalaman yang tak pernah dilupakan. Aroma kurang sedap tercium hingga tempat duduknya.
"Karena duduknya agak ke belakang itu bau pesing. Itu perjalanan dari Jogja ke Merak menikmati aroma toilet. Dari situ aku belajar oh ternyata ini akan mengurangi pelayanan," katanya.
Tak sampai di situ, kekurangan bus Rosalia Indah kembali ditemukan Adimas. Kali ini perkara kualitas mesin bus yang masih kurang baik. "Di Lampung busnya rusak, terus di Bandar Jaya busnya juga sudah rusak" ujar Adimas.
Bukan cuma bus rusak yang mengganggu perjalanan kala itu. Sikap kru bus Rosalia Indah juga dirasa kurang menyenangkan.
"Aku tanya ke kernetnya (kondektur), rusak lagi pak? Dia diem aja, lewat aja, dicuekin. Dalam hati penumpang kalau diperlakukan seperti ini agak kurang nyaman," katanya.
Dimas pun berbincang dengan penumpang. Ternyata berdasarkan pengakuan mereka, bus Rosalia Indah kerap kali mengalami kerusakan. Namun, satu hal yang diapresiasi penumpang tersebut adalah pelayanan bus Rosalia Indah masih yang terbaik.
Perjalanan panjang Dimas dari Yogyakarta menuju Lampung pun akhirnya membawa bekal berharga. Dia sadar betul masih banyak yang harus dibenahi dari bisnis transportasi yang akan digelutinya.
"Ternyata banyak hal yang harus diperbaiki, pelayanan, cara komunikasi, kebersihan toilet, kerusakaan armada, kualitas armada, makan," ujarnya.
Bagi Adimas, keputusannya menyamar menjadi penumpang memberikan wawasan baru tentang apa yang harus dilakukan. Hingga kini, PO Rosalia Indah masih eksis dan menjadi salah satu armada bus dengan layanan premium. Bahkan, mereka memiliki pramugara dan pramugari.
PO Sumber Alam - Anthony Steven Hambali

Pemilik PO bus lain yang menyamar menjadi penumpang adalah Anthony Steven Hambali. Bos PO Sumber Alam ini menyamar menjadi penumpang di bus angkutan terakhir atau biasa disebut sapu jagad. Bahkan, dia membeli tiket sendiri untuk naik ke bus tersebut.
Pria yang akrab disapa Om Tony ini dikenal kerap membagikan kegiatannya dalam mengelola PO bus yang didirikan sang nenek. Terbaru, dia menjawab tantangan penggemarnya melakukan trip Kutoarjo-Poris menggunakan bus Sumber Alam.
Meski sebagai pemilik, Tony tetap membeli tiket secara resmi menggunakan uang pribadi melalui aplikasi di smartphone. Ini juga dilakukan untuk melihat apakah aplikasi PO Sumber Alam berjalan baik atau tidak.
“Tuh beli tiket, dapat voucher makan juga loh guys. Kita pesennya dari online karena saya sekalian nyoba lewat aplikasi di iPhone. Ternyata lewat iPhone busnya juga bisa terpantau dari GPS, jadi kalau satu sistem di Android diperbarui, di iPhone juga,” ujar Tony dalam video di kanal YouTube Sumber Alam ID.
Bus sapu jagad milik PO Sumber Alam juga melayani pengiriman paket, sehingga tidak ada toilet karena sepertiga bagian belakang difungsikan tempat barang. Bahkan, ada motor yang juga dikirim dan membuat Tony penasaran bagaimana cara menaikkannya.
Setelah mendapatkan tiket, Tony langsung masuk ke dalam bus saat kru sedang sibuk memasukkan paket. Ini dilakukan agar pengemudi dan kondektur tidak ada yang menyadari dia ikut dalam perjalanan tersebut.
“Ini aku naik busnya. Jadi ini aku duduk di bangku paling belakang nyender sama ruangan paketnya. Oke ini sudah duduk tenang di belakang, karena hot seat sudah di-booking orang jadi dapetnya di sini. Kita akan lihat perjalanannya seperti apa,” ujarnya.
Dalam perjalanan tersebut, Tony melakukan quality control pada bus Sumber Alam angkatan terakhir. Ini untuk memastikan apa saja yang perlu diperbaiki demi menambah kenyamanan penumpang sepanjang perjalanan.
“Memang kursinya bunyi-bunyi karena nggak ada beban. Tapi busnya masih bagus nggak ada bunyi kriyet-kriyet. Cuma ada kebocoran, ini jadi masukan kami. Ini soalnya dulu dari bus patas terus dijadikan AC. Jadi ini ada jendela terus kita sealer, tapi nggak masalah ini tetesannya kecil,” ucapnya.
Tony juga menemukan kembali tetesan air, tapi tak disebabkan kebocoran dari luar melainkan dari AC yang mengembun. Menurutnya, itu wajar terjadi bila kisi-kisi AC ditutup dan penumpang tak perlu lapor ke perusahaan jika kasus seperti itu.
Saat tiba di rumah makan, Tony juga mengecek makanan yang disajikan dan terlihat cukup menarik karena ada banyak menu yang ditawarkan. Bahkan, dia ikut mencoba makanan tersebut dengan alasan quality control.
Namun, usai makan Tony mengaku ditinggal bus yang ditumpanginya karena keasyikan mengobrol. Tapi, dia memang minta untuk ditinggal karena ingin naik bus lain yang akan menuju Poris, Tangerang.
“Ini trip report yang tak ada duanya, karena penumpang ini saja yang boleh pindah bus. Ini kan hari Kamis, besok (Jumat) biasanya dari Jakarta cukup rame jadi ada bus tambahan. Sekalian saja saya kontrol bus tambahannya,” kata Om Tony.
Sepanjang perjalanan, Tony kembali mengecek seluruh bagian bus, mulai dari jok, toilet, AC, dan sebagainya demi memastikan armada dalam kondisi baik. Menurutnya, kondisi bus masih bagus meski sudah beroperasi sejak 2012.
Editor: Dani M Dahwilani