3 Kecelakaan Bus Pariwisata Terjadi dalam 4 Hari, Ini Harus Diperhatikan saat Sewa Kendaraan
Selain itu, Djoko meminta Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan melakukan ramp check atau inspeksi keselamatan pada bus pariwisata. Jika ditemukan salah satu dari seluruh elemen tidak dipenuhi, maka bus tidak boleh jalan.
“Moda transportasi seperti bus wisata itu rentan terjadi kecelakaan, sehingga perlu selalu diuji kelayakan jalannya tidak hanya saat hari raya, tapi harus rutin. Bus harus melalui inspeksi keselamatan (ramp check) terlebih dahulu,” ucapnya.
Mengemudi di Belakang Truk
Dari peristiwa tersebut ada pelajaran penting yang bisa diambil, terutama saat berkendara di belakang truk. Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengingatkan agar para pengendara harus selalu menjaga jarak aman saat berada di belakang kendaraan besar.
“Momentum menjadi kuncinya. Mobil jenis apa pun bisa dengan mudah melalui tanjakan jika momentumnya tepat. Artinya, misal pengemudi memacu kendaraannya 20 meter sebelum tanjakan, sudah pasti bisa melewatinya dengan mulus,” kata Sony.
Saat kondisi jalan padat saat melewati tanjakan, Sony mengimbau agar tidak terlalu dekat dengan kendaraan di depan. Kondisi ini bisa berbahaya karena berisiko kecelakaan akibat mobil mundur karena tak kuat menanjak.
“Kalau bisa kasih jarak 20-30 meter, hindari jalan beriringan. Mobil yang tenaganya besar juga belum tentu bisa menaklukkan tikungan itu, meski sudah menggunakan ban M/T atau H/T sekali pun. Intinya pengemudi harus memahami karakter mobil dan bisa memanfaatkan momentum,” ujarnya.
Untuk melewati jalan menanjak, mengatur bukaan gas juga diperlukan untuk mendapatkan tenaga yang dibutuhkan. Pengemudi disarankan menghindari terlalu sering membuka dan menutup gas untuk mencegah tenaga mesin menurun.
Editor: Dani M Dahwilani