Bos PO Sumber Alam Kepincut Bus Peluru Jalanan Pakistan Bullet: Siapa yang Buat Duluan di Indonesia?
JAKARTA, iNews.id - Desain bus di berbagai negara memiliki ciri khas tersendiri. Di Indonesia saat ini sedang tren desain bus double glass, sementara di Paskitsan ada desain Road Bullet (peluru berjalan).
Model bus Pakistan ini menarik perhatian banyak orang di berbagai belahan dunia karena sangat unik. Jika dilihat dari depan, tak akan mengira itu adalah sebuah bus. Banyak yang bilang mirip dengan Toyota Alphard, ada juga yang nyebut mirip kereta cepat.
Direktur Utama PO Sumber Alam Anthony Steven Hambali mengaku kepincut dengan desain bus Pakistan tersebut. Bahkan, dalam postingannya di Instagram dia menanyakan apakah ada yang bisa bikin bus tersebut di Indonesia.
"Bullet bus. Pagi-pagi lihat video ini. Jadi terinspirasi. Siapa yang buat duluan bikin di Indonesia ya? @hinoid atau @mercedesbenz? Karoseri @laksanabus atau... ??," tulis Anthony dalam akun Instagramnya.
Alhasil, postingan ini mendapat tanggapan dari rekan sesama pengusaha bus dan netizen. Mereka juga penasaran bagaimana bila desain bus tersebut dirilis di Indonesia.
"Aku sih kepikiran ngene iki... utk lane deket2 tapi kelas premium. Mung pakek 1623 ...???? mbyangke bus iki lari di tol wis kayak rudal melesar rupane ????????????????," kata Direktur Utama PO SAN Kurnia Lesani Adnan di kolom komentar.
Anthony kembali membalasnya. "Dipikir is not enough. We must do!!!"
Netizen pun ikut berkomentar. "Kayak balik lg ke era2 80-an. Mayoritas medium bus dan big bus di Indonesia. Memakai model2 seperti itu," kata @arif***.
"Kita tunggu kehadirannya yang pertama di jalur selatan, ayo pak bos," ujar @aa***.
Bila dilihat dari bentuk bus tersebut, Road Bullet bisa dikatakan belum lama beredar di Pakistan. Tapi, karena bentuknya yang unik dan digemari masyarakat di sana, banyak operator bus di Pakistan membuat bodi seperti itu.
Dikutip dari PKBuses, desain Road Bullet diperkenalkan pertama New Shandar Company, karoseri bus Hino Kazay. Kaca depan bus Road Bullet dibuat sangat landai dengan kemiringan sekitar 40 derajat yang membuat bagian depan memiliki moncong sangat panjang. Ini membuat posisi sopir bus tepat berada di bawah kaca.


Bagian depan bus juga sangat unik dengan lampu utama mengadopsi Discovery DC2 dengan tambahan lampu bulat di bawahnya. Terdapat gril yang sebenarnya hanya hiasan bukan untuk jalur masuk angin, tapi ini yang membuatnya menarik perhatian.
Spion bus Road Bullet juga mengadopsi model tanduk yang dipasang terbalik sejajar dengan wiper kaca depan untuk menyesuaikan pandangan pengemudi. Desain spion ini juga memberikan keunikan tesendiri karena seperti banteng yang ingin menyerang.
Sementara dari bagian samping, keunikan terlihat kaca menyambung dari belakang sampai depan. Itu juga diikuti lekukan yang dimulai dari pilar A yang semakin mengecil.
Namun, Road Bullet asal Pakistan juga tak kalah mewah, mengingat ini merupakan bus layanan eksekutif. Bus ini juga bisa dikatakan semi sleeper bus karena desain bangkunya yang bisa dibuat hingga posisi hampir sepenuhnya rata.
Tetapi, bagian interior juga tidak kalah unik, mengingat bus ini diciptakan pada situasi pandemi Covid-19. Maka itu, kursinya pun dirancang berjarak dengan pengaturan 2-2 atau 2-1, bahkan ada yang 1-1-1 untuk kelas luxury.
Untuk kelas luxury, penumpang seperti ditawarkan berada di pesawat kelas bisnis dengan memiliki pengaturan kursi sendiri. Seluruhnya sudah dijalankan dengan elektrik yang juga dilengkapi penyangga paha, dan sandaran tangan.
Tak hanya itu, bus Road Bullet di Paksitan juga memiliki kelas paling mewah sleeper dengan fasilitas lebih lengkap dan free WIFI. Namun, tidak ada fasilitas layar hiburan di masing-masing kursi. Penumpang hanya dilengkapi kaca di bagian depan.
Bagaimana perbandingannya dengan bus di Indonesia? Sampai saat ini belum ada PO Bus yang memiliki armada Road Bullet.
Kalau ada mungkin akan menarik perhatian banyak orang. Namun, secara fasilitas bus kelas eksekutif Indonesia relatif lebih lengkap dan mewah dibandingkan bus Pakistan.
Editor: Dani M Dahwilani