Deretan PO Bus Berdiri Sebelum Indonesia Merdeka, Ada yang Dimulai dari Bengkel Senjata Para Pejuang
JAKARTA, iNews.id – Perusahaan otobus (PO) hadir untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap kendaraan umum. Beberapa di antaranya bahkan berdiri sebelum Indonesia Merdeka.
Berkat komitmen dan konsistensi, mereka berkembang dan mampu bertahan hingga sekarang. Saat ini terdapat lebih dari 200 PO bus yang terdaftar di Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan.
Namun, hanya sebagian yang merupakan pemain lama di dunia transportasi darat. Beberapa di antaranya sudah berumur puluhan tahun dan masih beroperasi dilanjutkan generasi penerusnya.
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut deretan PO bus yang beroperasi sebelum kemerdekaan Indonesia.
PO NPM (Naiklah Perusahaan Minang)

Ini merupakan perusahaan jasa transportasi darat dengan menggunakan bus yang tertua di Sumatera Barat, bahkan di Indonesia. PO NPM berdiri sejak zaman penjajahan Belanda, tepatnya pada 1937.
Selain melayani penumpang, PO NPM juga melayani jasa pengiriman pake dan juga bekerja sama dengan PT Pos Indonesia untuk mengantar surat ke beberapa wilayah di Sumatara sesuai dengan jalur yang dilewatinya.

Saat ini, PO NPM berusia 85 tahun dan masih tetap eksis dengan melakukan peremajaan pada seluruh unit busnya. Kini, perusahaan tersebut dipimpin oleh generasi ketiga, Angga Vircansa Chairul sejak 2009 lalu.
PO AKAS Group

AKAS Group merupakan tempat bernaungnya perusahaan otobus yang berasal dari Probolinggo, Jawa Timur. Itu tercipta setelah sang pemilik, H Karman Amat membagi perusahaan kepada keempat anaknya.
AKAS sendiri memiliki kepanjangan Ali Karman Amat Sekeluarga, yang merupakan sebuah PO bus di masa lalu. H Karman merintis usahanya dari membuka bengkel pada 1934, dan uniknya bengkel tersebut juga digunakan untuk mereparasi senjata para pejuang kemerdekaan.
Setelah Indonesia merdeka, fungsi bengkel mengalami perubahan. Pada 1951, H Karman Amat mengoperasikan angkutan truk untuk mengantar penumpang sekaligus mengangkut paket dan surat ke Probolinggo, Sukapura, dan Krucil.
Akhirnya, H Karman mulai mengoperasikan bus milik sendiri yang bodinya terbuat dari kayu dan berbahan bakar bensin. Secara resmi PO AKAS berdiri dengan Akta notaris Sie Kwan Ho No. 11 pada tanggal 23 Maret 1956, dengan bentuk perseroan komanditer (CV).
PO AKAS terus berkembang dengan bertambahnya jumlah armada dan trayek yang dilayaninya juga semakin meningkat. Sehingga dalam pengelolaannya dibagi menjadi AKAS I, AKAS II, AKAS III, dan AKAS IV, dengan trayek yang berbeda bedar.
DAMRI

Berbicara tentang PO tertua, pastinya tak terlepas dari perusahaan transportasi pelat merah satu ini. DAMRI sendiri berdiri pada 1943, pada zaman pendudukan Jepang, yakni Jawa Unyu Zigyosha yang merupakan angkutan barang dengan truk, gerobak atau Cikar, dan Zidosha Sokyoku yang melayani angkutan penumpang dengan kendaraan bermotor atau bus.
Setelah Indonesia merdeka, di bawah pengelolaan Departemen Perhubungan, namanya berubah menjadi Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia” disingkat DAMRI berdasarkan maklumat Menteri Perhubungan No.01/DAM/46.
Hingga saat ini, DAMRI masih melayani angkuran penumpang jarak dekat atau dalam kota dan antar provinsi. Bahkan, PO DAMRI juga menjadi salah satu yang memiliki izin trayek antar lintas batas negara.
Editor: Ismet Humaedi